Berita

Ilustrasi (Artificial Intelligence)

Bisnis

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

RABU, 17 DESEMBER 2025 | 08:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama, menyusul rilis data ekonomi yang tertunda dan menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja lebih kuat dari perkiraan. 

Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap enam mata uang utama, melemah 0,11 persen menjadi 98,15 dan berada pada tren penurunan dua sesi berturut-turut. 

Pelemahan ini terjadi menyusul rilis data ketenagakerjaan AS yang tertunda. Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS), perekonomian menambah 64.000 lapangan kerja sepanjang November, melampaui estimasi para ekonom yang disurvei  Reuters.  Angka tersebut muncul setelah ekonomi AS kehilangan 105.000 pekerjaan pada Oktober.


Para analis menilai data ketenagakerjaan ini variatif (campur aduk). Meskipun angka utama perekrutan terlihat baik, rinciannya kurang meyakinkan, khususnya karena kenaikan pengangguran dan mayoritas pekerjaan baru berasal dari sektor non-siklikal (seperti layanan kesehatan).

The Fed diperkirakan akan lebih berhati-hati dalam melanjutkan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Peluang The Fed menahan suku bunga pada pertemuan Januari meningkat menjadi 75,6 persen.

DXY melemah karena pasar mempertimbangkan sinyal kenaikan pengangguran yang dapat mengurangi urgensi The Fed untuk mengetatkan kebijakan.

Mata uang utama lainnya menguat terhadap Dolar AS menjelang keputusan bank sentral pekan ini.

Euro (EUR) naik tipis 0,05 persen menjelang keputusan ECB, didukung oleh data sentimen investor Jerman yang kuat.

Poundsterling (GBP) menguat 0,39 persen menjelang keputusan Bank of England (BoE).

Dolar AS melemah 0,36 persen terhadap Yen (JPY) menjelang keputusan Bank of Japan (BoJ), meskipun kekhawatiran fiskal dapat menahan penguatan Yen.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya