Berita

Logo Komisi Pemilihan Umum (KPU). (Foto: RMOL)

Politik

KPU Dituntut Aplikatif di 2029 Hadapi AI dan Watak 70 Persen Pemilih Gen-Z-Milenial

SENIN, 15 DESEMBER 2025 | 10:40 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pemilihan umum (Pemilu) pada 2029, menjadi tantangan tersendiri bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU), lantaran potensi pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan pertambahan jumlah pemilih dari generasi Z (Gen-Z) dan milenial.

Pengamat Citra Institute, Efriza memperkirakan, tahun politik 2029 menuntut KPU untuk membuat terobosan dalam hal sosialisasi dan pendidikan pemilih, di tengah kepungan perkembangan AI dan bonus demografi Indonesia. 

"Gen-Z dan milenial pada 2029 akan mencapai proporsi 60 sampai 70 persen. Pendidikan pemilih untuk Generasi Milenial dan Gen-Z yang relatif tinggi jumlahnya pada 2024 sebesar 58 persen, akan menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks di 2029," ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Senin, 15 Desember 2025.


Dia mengamati, watak pemilih Gen-Z dan milenial pada Pemilu Serentak 2024 lalu cenderung pada sumber informasi yang tersebar di platform-platform digital atau media sosial (medsos), seperti TikTok, Instagram hingga Youtube dengan corak konten singkat.

"Secara tidak langsung, penyelenggara pemilu dituntut untuk penguatan literasi digital yang lebih aplikatif, dan sesuai dengan karakter mereka yang visual, cepat, dan interaktif," tutur Efriza.

Salah satu aspek yang perlu segera dilakukan KPU, menurut Magister Ilmu Politik Universitas Nasional (UNAS) itu, adalah peningkatan kualitas jajaran penyelenggara pemilu agar adaptif dengan perkembangan demografi dan teknologi informasi ke depan.

"Artinya KPU harus juga mempunyai sumber daya manusia yang lebih baik. KPU semestinya juga perlu memanfaatkan platform digital dengan konten singkat, jelas, dan berbasis contoh nyata tentang cara mengenali manipulasi informasi, termasuk AI, Deepfake," tuturnya.

"Kerjasama dengan para penggiat serta  komunitas konten kreator, dengan upaya simulasi interaktif yang menunjukkan AI dapat memalsukan suara, gambar, atau video, patut ditingkatkan. Bahkan, KPU perlu bekerjasama agar program micro-learning tentang pentingnya pemilu di sekolah dan kampus," demikian Efriza menambahkan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya