Berita

Mobil Daihatsu Gran Max, yang digunakan untuk mengangkut program Makanan Bergizi Gratis (MBG), menabrak siswa SD di Jakarta (Istimewa)

Nusantara

Insiden Mobil SPPG Seruduk Siswa SD Menuntut Tindakan Cepat dan Terukur

KAMIS, 11 DESEMBER 2025 | 20:28 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Seluruh korban insiden mobil Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) harus memperoleh perawatan medis terbaik sampai benar-benar pulih, serta memastikan keluarga korban mendapatkan pendampingan penuh, baik secara informasi, administratif, maupun psikologis.

Demikian disampailan Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris menanggapi kasus mobil SPPG yang menabrak 20 siswa dan seorang guru di SDN Kalibaru I, Cilincing, Jakarta Utara, pada Kamis pagi, 11 Desember 2025.

"Peristiwa ini menuntut sejumlah tindakan cepat dan terukur yang harus menjadi prioritas semua pemangku kepentingan terkait," kata Fahira melalui keterangan tertulis di Jakarta.


Pertama, mengusut tuntas penyebab kecelakaan. Fahira meminta kepolisian mengusut tuntas penyebab kecelakaan, termasuk mendalami unsur kelalaian, kesalahan prosedur, kondisi pengemudi, serta kelaikan kendaraan. Dalam laporan awal diketahui bahwa sopir yang mengemudikan mobil adalah sopir pengganti, bukan sopir tetap.

Kedua, evaluasi menyeluruh SOP operasional mobil SPPG. Insiden ini menunjukkan perlunya audit menyeluruh terhadap standar operasional SPPG, antara lain: mekanisme rekrutmen dan pelatihan sopir, verifikasi kompetensi dan kesehatan pengemudi, standar pengecekan kendaraan (laik jalan) sebelum beroperasi, dan kepatuhan prosedur pengantaran ke sekolah.

Ketiga, pengawasan ketat terhadap mitra pelaksana SPPG. Oleh karena kendaraan dan sopir berada di bawah mitra SPPG, pengawasan harus diperkuat agar rekrutmen sopir, pelatihan, dan pemeriksaan kendaraan benar-benar sesuai standar.

Keempat, penataan kembali akses dan jalur kendaraan di sekolah. Fahira Idris menilai perlu dilakukan evaluasi terhadap akses kendaraan operasional ke lingkungan sekolah. Pintu masuk, jalur pengantaran, serta titik penurunan barang harus ditata ulang agar kendaraan tidak langsung memasuki area aktivitas siswa.

Kelima, pendampingan psikologis untuk korban dan siswa yang menyaksikan kejadian. Insiden ini sangat berpotensi menimbulkan trauma. Oleh karena itu, dukungan psikologi harus segera diberikan kepada korban dan siswa lain yang mengalami shock atau ketakutan. Ini karena pemulihan psikis sama pentingnya dengan pemulihan fisik.

“Kita harus memastikan kejadian seperti ini tidak terulang di masa depan,” pungkas Fahira.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Ratusan Pati Naik Pangkat

Selasa, 02 Desember 2025 | 03:24

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Reuni 212 dan Bendera Palestina

Selasa, 02 Desember 2025 | 22:14

Warga Gaza Sumbang 1.000 Dolar AS untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 02 Desember 2025 | 05:03

UPDATE

ERP Mangkrak, Evaluasi Kadishub Syafrin Liputo!

Sabtu, 13 Desember 2025 | 04:07

Timnas Tersingkir Tragis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:31

Dirut BSI Raih Sharia Banking Transformation Leader of the Year

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:14

Tak Benar Taman Nasional Way Kambas Dijual

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:04

Buka Posko Krisis Terpadu Mobil MBG Seruduk Siswa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:01

Evakuasi Warga Pakai Helikopter

Sabtu, 13 Desember 2025 | 02:14

Saatnya Prabowo Reshuffle Besar-besaran Pasca Bencana Sumatera

Sabtu, 13 Desember 2025 | 02:04

Way Kambas Pilot Project Penjualan Karbon di Kawasan Taman Nasional

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:53

Mirza Agus Jenderal Doktrin dan Lapangan Lulusan Kopassus Kini Jaga Timur

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:33

Ketika Perpol Menantang Mahkamah Konstitusi

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:30

Selengkapnya