Gelaran Indonesia-Tiongkok Think Tank Forum 2025 (Foto: KBRI Beijing)
Kedutaan Besar RI (KBRI) Beijing bekerja sama dengan Center for China and Globalization (CCG) sukses menggelar Indonesia-Tiongkok Think Tank Forum perdana pada Rabu, 9 Desember 2025 di Beijing.
Acara tersebut diselenggarakan sebagai menjadi bagian dari rangkaian peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Menurut laporan yang diterima redaksi pada Kamis, 11 Desember 2025, lebih dari 150 peserta yang berasal dari komunitas diplomatik, akademisi, think tank, pebisnis, hingga mahasiswa turut hadir dalam forum tersebut.
Duta Besar RI untuk RRT Djauhari Oratmangun membuka acara dengan menyampaikan apresiasi kepada CCG atas kolaborasi yang erat. Ia menegaskan pentingnya hubungan kedua negara yang terus berkembang.
“Selama 75 tahun, hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok telah berkembang menjadi salah satu kemitraan paling penting di kawasan ini,” tutur Dubes Djauhari.
Dubes Djauhari juga menyoroti perluasan kerja sama dalam lima pilar, mulai dari politik, ekonomi, maritim, people-to-people, hingga keamanan.
Ia menyebut berbagai pertemuan tingkat tinggi sepanjang 2024-2025 sebagai bukti kuatnya kepercayaan politik kedua negara.
“Rangkaian pertemuan tingkat tinggi ini mencerminkan kedalaman kepercayaan politik yang kuat dari kedua negara dan menunjukkan komitmen bersama untuk membawa hubungan bilateral ke level yang lebih tinggi dan strategis,” ujarnya.
Presiden CCG Dr. Henry Wang Huiyao dalam sambutannya menyatakan bahwa hubungan Tiongkok-Indonesia merupakan model kerja sama bilateral di kawasan. Ia menekankan peran penting pertukaran pemikiran dalam memperkuat hubungan.
“Pertukaran antar think tank dan interaksi antar masyarakat merupakan kunci bagi perkembangan hubungan bilateral yang stabil dan berkelanjutan,” katanya.
Pembicara kunci, mantan Menteri Luar Negeri RI Dr. Hassan Wirajuda, menambahkan bahwa hubungan kedua bangsa memiliki akar panjang sejak era Sriwijaya dan Dinasti Tang.
“Sejarawan mencatat hubungan erat antara Kerajaan Maritim Sriwijaya (abad ke-6 hingga ke-13) dengan Dinasti Tang dan Song di Tiongkok. Sriwijaya menjadi pusat transit dan perdagangan utama bagi kapal-kapal antara pesisir China, India, Persia, dan dunia Arab,” ujar Dr. Hasan.
Forum ini juga membahas perkembangan ekonomi yang terus menunjukkan tren positif, termasuk volume perdagangan yang mencapai USD 147,79 miliar pada 2024 serta peningkatan kolaborasi transaksi keuangan melalui Local Currency Transactions.
Selain itu, hubungan antar-masyarakat turut berkembang pesat dengan lebih dari satu juta wisatawan Tiongkok berkunjung ke Indonesia pada 2024.
Forum terbagi dalam dua panel utama yang membahas isu politik, keamanan, maritim, ekonomi, budaya, pendidikan, hingga pariwisata.