Berita

Ilustrasi (RMOL/Reni Erina)

Bisnis

Bursa Eropa Lesu Dibayangi Kenaikan Imbal Hasil Obligasi

SELASA, 09 DESEMBER 2025 | 07:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bursa ekuitas Eropa ditutup melemah tipis dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi global dan sikap hati-hati investor menjelang pertemuan Federal Reserve (The Fed) pekan ini.

Indeks Pan-Eropa STOXX 600 turun 0,07 persen atau  0,41 poin menjadi 578,36 pada penutupan perdagangan Senin 9 Desember 2025 waktu setempat. 

DAX Jerman naik tipis 0,07 persen atau 17,87 poin menjadi 24.046,01. FTSE 100 Inggris turun 0,23 persen atau 21,92 poin ke posisi 9.645,09, dan CAC Prancis berkurang 0,08 persen atau 6,31 poin menjadi 8.108,43.


Sektor Properti menjadi penekan terbesar (turun 1,6 persen), terbebani lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang global. 

Imbal hasil obligasi Jerman 30 tahun melonjak ke 3,466. Kenaikan ini dipicu kekhawatiran terhadap fiskal.

Saham Unilever anjlok 2 persen setelah memisahkan bisnis es krim Magnum. Saham L'Oreal melorot 2 persen setelah mengumumkan rencana menggandakan kepemilikan di perusahaan perawatan kulit Swiss, Galderma.

Sektor Otomotif jatuh 0,9 persen, dengan Ferrari ambles 3,5 persen setelah Morgan Stanley menurunkan rekomendasinya.

Sektor Industri menguat 0,6 persen, didukung saham pertahanan. Saham Rheinmetall melejit 3,6 persen, menjadikan subsektor pertahanan sebagai yang berkinerja terbaik. 

Pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris menunjukkan dukungan kuat kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam pertemuan di London, di tengah meningkatnya tekanan dari Amerika Serikat agar Kyiv menyetujui proposal kesepakatan damai dengan Rusia. Peristiwa ini diyakini yang turut mendorong penguatan sktor pertahanan.

Pasar juga dipengaruhi oleh data produksi industri Jerman yang lebih baik dan komentar hawkish dari anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa (ECB), Isabel Schnabel, yang mengisyaratkan potensi kenaikan suku bunga berikutnya.

Fokus utama investor adalah pertemuan The Fed, yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (peluang 87,6 persen). Investor menantikan panduan The Fed mengenai langkah kebijakan selanjutnya pada tahun depan, terutama dari anggota yang paling hawkish.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Ratusan Pati Naik Pangkat

Selasa, 02 Desember 2025 | 03:24

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Reuni 212 dan Bendera Palestina

Selasa, 02 Desember 2025 | 22:14

Warga Gaza Sumbang 1.000 Dolar AS untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 02 Desember 2025 | 05:03

UPDATE

ERP Mangkrak, Evaluasi Kadishub Syafrin Liputo!

Sabtu, 13 Desember 2025 | 04:07

Timnas Tersingkir Tragis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:31

Dirut BSI Raih Sharia Banking Transformation Leader of the Year

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:14

Tak Benar Taman Nasional Way Kambas Dijual

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:04

Buka Posko Krisis Terpadu Mobil MBG Seruduk Siswa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 03:01

Evakuasi Warga Pakai Helikopter

Sabtu, 13 Desember 2025 | 02:14

Saatnya Prabowo Reshuffle Besar-besaran Pasca Bencana Sumatera

Sabtu, 13 Desember 2025 | 02:04

Way Kambas Pilot Project Penjualan Karbon di Kawasan Taman Nasional

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:53

Mirza Agus Jenderal Doktrin dan Lapangan Lulusan Kopassus Kini Jaga Timur

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:33

Ketika Perpol Menantang Mahkamah Konstitusi

Sabtu, 13 Desember 2025 | 01:30

Selengkapnya