Berita

Puing berserakan setelahbanjir Thailand (Tangkapan layar RMOL dari YouTube Global News)

Dunia

Badai Asia

Thailand Berpacu dengan Waktu Bersihkan 11 Ribu Ton Sampah Banjir

SENIN, 01 DESEMBER 2025 | 10:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia dan Thailand, baru saja menghadapi serangkaian bencana hidrometeorologi parah yang dipicu oleh Badai Tropis Senyar yang langka di akhir November 2025. 

Di Thailand, meski air mulai surut, dampak buruknya masih terlihat jelas, terutama di selatan negara itu. Di kota pariwisata Hat Yai, Provinsi Songkhla, misalnya. Tumpukan sampah sisa banjir besar kini menjadi ancaman kesehatan baru.

Departemen Pengendalian Polusi Thailand (PCD) tengah berpacu dengan waktu untuk mengatasi krisis sampah pasca-banjir. Direktur Jenderal PCD, Surin Worakitthamrong, menargetkan pembersihan harus tuntas sebelum 10 Desember.


Dari total sekitar 11.000 ton sampah yang menumpuk, baru sekitar 1.750 ton yang berhasil diangkut dari Hat Yai per Minggu 30 November 2025.  Volume sampah yang luar biasa besar ini mengancam keselamatan dan memicu penyebaran penyakit.

“Situasi paling mendesak ada di Hat Yai. Kami harus bergerak cepat,” ujar Surin Worakitthamrong, menekankan perlunya kecepatan ekstra dalam penanganan sampah di pusat kota tersebut.

Untuk mengatasi krisis ini, Thailand mengerahkan sumber daya penuh, antara lain; mengerahkan 60 truk sampah dan tujuh tim besar (berisi 80–100 petugas) yang bekerja bergiliran.

Empat fasilitas pengelolaan sampah di Provinsi Songkhla disiapkan dengan kapasitas total lebih dari 25.000 ton. Setelah sampah diangkut, PCD akan menggunakan larutan biofermentasi untuk mengolah air limbah dan melibatkan sektor swasta untuk pemilahan serta daur ulang.

Bersamaan dengan upaya pembersihan ini, otoritas kesehatan memperketat pengawasan terhadap penyakit bawaan air, seperti leptospirosis dan diare. Upaya juga difokuskan untuk mengendalikan populasi hama (lalat, tikus, nyamuk) yang berpotensi meledak pasca-banjir dan mengancam kesehatan masyarakat.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya