Berita

Anggota Komisi XII DPR RI Meitri Citra Wardani (Foto: Dok. pribadi)

Politik

Legislator PKS Minta Semua Pemangku Kepentingan Lakukan “Taubat Ekologis”

SENIN, 01 DESEMBER 2025 | 08:41 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera dalam beberapa hari terakhir meninggalkan duka mendalam. Ratusan orang menjadi korban, sementara permukiman, fasilitas publik, dan infrastruktur mengalami kerusakan parah.

“Kami sangat prihatin dan menyampaikan duka cita mendalam kepada warga yang terdampak. Kami juga mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna meringankan penderitaan para korban,” ujar Anggota Komisi XII DPR RI, Meitri Citra Wardani, Senin, 1 Desember 2025.

Legislator PKS itu menegaskan bahwa tragedi ini menjadi pengingat keras bahwa Indonesia tengah menghadapi krisis ekologis. Situasi ini menuntut perubahan cara pandang serta tata kelola lingkungan secara menyeluruh.


Menurutnya, bencana di Sumatera harus menjadi momentum bagi seluruh pemangku kepentingan -- pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, hingga masyarakat -- untuk melakukan “taubat ekologis”.

“Ini sebagai bentuk komitmen moral sekaligus langkah awal untuk menghentikan kerusakan lingkungan yang terus berulang dan memperparah bencana hidrometeorologi,” kata Meitri.

Ia menjelaskan, banjir bandang tidak semata-mata bencana alam. Peristiwa ini merupakan alarm keras bahwa kerusakan lingkungan, deforestasi, alih fungsi lahan, dan tata ruang yang tidak berpihak pada keselamatan rakyat telah mencapai titik mengkhawatirkan.

“Taubat ekologis perlu segera dilakukan, yaitu dengan mengubah cara berpikir, cara hidup, serta cara kita mengelola alam,” tegasnya.

Meitri menambahkan, curah hujan ekstrem bukan satu-satunya penyebab bencana. Menurutnya, menurunnya daya dukung lingkungan akibat pembabatan hutan, alih fungsi lahan yang tak terkendali, serta lemahnya pengawasan terhadap industri dan pertambangan, turut memperbesar risiko bencana bagi masyarakat.

“Hujan tidak bisa kita kendalikan. Tapi kerusakan hutan dan sungai adalah akibat ulah manusia. Taubat ekologis berarti berani mengakui kesalahan bersama dan memperbaikinya lewat tindakan nyata,” ujarnya.

Lebih jauh, Meitri mendorong pemerintah untuk segera mengevaluasi izin pemanfaatan ruang di wilayah rawan bencana, melakukan audit lingkungan secara menyeluruh terhadap industri, pertambangan, dan perkebunan, serta memperkuat penegakan hukum terhadap para perusak lingkungan.

Ia juga menekankan pentingnya pemulihan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) melalui reforestasi dan rehabilitasi lahan, ditambah penguatan sistem peringatan dini serta peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.

Atas dasar itu, Meitri mengajak masyarakat menjadikan taubat ekologis sebagai gerakan moral bersama. Menurutnya, perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari seperti menjaga kebersihan sungai, mengurangi sampah, hingga menghentikan kebiasaan merusak alam, merupakan tanggung jawab bersama.

“Kita harus kembali pada prinsip keseimbangan. Setiap sampah yang dibuang sembarangan, setiap hutan yang ditebang tanpa reboisasi, dan setiap sungai yang dicemari adalah bom waktu. Taubat ekologis mengajak kita memperbaiki perilaku sehari-hari, mencintai alam sebagai amanah, bukan sekadar komoditas,” pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya