Berita

Ilustrasi (Artificial Inteligance)

Bisnis

Airbus Recall 6.000 Pesawat A320 di Seluruh Dunia

SABTU, 29 NOVEMBER 2025 | 09:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Airbus, produsen pesawat komersial terbesar di Eropa, mengumumkan penarikan besar-besaran terhadap 6.000 pesawat A320 di seluruh dunia karena masalah pada perangkat lunak sistem kendali penerbangan. 

Recall ini termasuk yang terbesar dalam 55 tahun sejarah perusahaan dan berpotensi mengganggu jadwal penerbangan global.

Dikutip dari Reuters, Sabtu 29 November 2025, masalah terungkap setelah sebuah insiden pada 30 Oktober 2025, ketika pesawat JetBlue mengalami penurunan ketinggian mendadak akibat gangguan kendali yang diduga dipicu solar flare. Insiden itu memicu penyelidikan FAA dan membuat otoritas penerbangan Eropa menerbitkan perintah darurat untuk melakukan perbaikan.


Airbus menyebut perbaikan utamanya adalah mengembalikan perangkat lunak ke versi sebelumnya. Prosesnya relatif sederhana, memakan waktu sekitar dua jam, tetapi pesawat harus berhenti beroperasi sampai pembaruan selesai. Dalam beberapa kasus, lebih dari 1.000 pesawat juga membutuhkan penggantian perangkat keras.

Dampaknya langsung dirasakan banyak maskapai. American Airlines, operator A320 terbesar, mengatakan 340 dari 480 pesawatnya terdampak. Lufthansa, IndiGo, easyJet, hingga maskapai Amerika Selatan juga memperkirakan penundaan dan pembatalan penerbangan dalam beberapa hari ke depan.

Avianca di Kolombia menjadi salah satu yang paling terpukul, karena lebih dari 70 persen armadanya terdampak. Maskapai tersebut bahkan menutup penjualan tiket hingga 8 Desember karena gangguan jadwal yang signifikan.

Secara global, ada sekitar 11.300 pesawat A320-family yang beroperasi. Dengan dua pertiga pesawat terdampak, recall ini datang di saat industri penerbangan sedang kewalahan akibat antrean perawatan mesin dan kekurangan teknisi, sehingga koordinasi perbaikan menjadi tantangan besar.

Masalah ini terkait komputer ELAC yang menghubungkan perintah pilot dengan kendali pitch pesawat. Thales, pembuat komputer tersebut, mengatakan perangkat keras mereka sudah sesuai spesifikasi dan bahwa aspek perangkat lunak yang bermasalah bukan tanggung jawab mereka. Airbus menegaskan perbaikan harus segera dilakukan untuk menjaga keselamatan penerbangan.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya