Berita

Menteri Agama Nasaruddin Umar (Foto: Kemenag)

Nusantara

Kemenag Siapkan UIN dan Pesantren untuk Pendidikan Anak Palestina

JUMAT, 28 NOVEMBER 2025 | 09:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Indonesia bergerak cepat menanggapi krisis kemanusiaan di Palestina dengan menawarkan solusi jangka panjang, yaitu akses pendidikan penuh melalui jaringan Universitas Islam Negeri (UIN) dan pesantren.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa langkah ini adalah tindak lanjut konkret atas amanat Presiden Prabowo Subianto. Fokus utama program ini adalah anak-anak Palestina yang buta huruf dan telah lama putus sekolah akibat konflik.

“Pak Prabowo akan mengundang orang-orang yang buta huruf, yang putus sekolah sekian lama di Palestina. Kami sudah menginventaris UIN atau pesantren mana anak-anak itu seandainya akan datang,” ujar Menag saat menghadiri acara di Auditorium UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis 27 November 2025.


Acara ini dihadiri Diplomat sekaligus Wakil Menlu RI 2014?"2019 Abdurrahman M. Fachir, Delegasi International IDEA Rizal Sukma, Akademisi dan International Observer Dinna Prapto Raharja, serta Delegasi Indianapolis University USA Malika Ouacha.

Menag menjamin kesiapan penuh kementeriannya untuk menjalankan misi kemanusiaan ini. Kapasitas pendidikan tinggi Islam di Indonesia dinilai sangat memadai, dengan 58 UIN yang siap menjalankan rencana penampungan dan pembelajaran.

"Anak-anak tidak boleh buta huruf, tidak boleh menderita. Pak Presiden berkali-kali menyampaikan bahwa pemerintah siap memastikan keamanan dan kelancaran program ini,” jelasnya, menekankan komitmen pemerintah pusat.

Menag menambahkan bahwa Indonesia memiliki rekam jejak dalam membantu pelajar dari negara konflik. 

“Kita pernah mengirim sekitar 300 anak-anak Afghanistan ke sejumlah pesantren di Pulau Jawa saat negara mereka berkonflik. Jika anak Palestina ingin menuntut ilmu di Indonesia, kami sudah siap,” ungkapnya

Saat ini, Kemenag sedang menunggu instruksi lanjutan dari Presiden untuk memulai proses penempatan. Menag berharap, program ini akan menjadi "nama besar Bapak Prabowo, nama besar Indonesia, dan bentuk nyata kebersamaan kemanusiaan."

Ia menutup dengan pesan solidaritas mendalam: “Kita tidak boleh membiarkan saudara kita terpuruk dalam penderitaan sementara kita hidup berkecukupan. Berbagi itu perintah agama dan nilai budaya kita.”

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya