Berita

Ketua Rekan Indonesia DKI Jakarta, Martha Tiana Hermawan. (Foto: Rekan Indonesia)

Nusantara

Rekan Indonesia:

Respons Pemkot Jaksel Lambat soal Penanganan Kesehatan

SELASA, 25 NOVEMBER 2025 | 16:05 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan belum menunjukkan komitmen yang memadai dalam menangani persoalan kesehatan. Sejumlah indikator kesehatan wilayah memperlihatkan beban penyakit yang tinggi, namun responsnya lambat, kurang akomodatif, dan minim koordinasi dengan relawan yang selama ini bekerja langsung di lapangan.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mencatat 13.250 kasus tuberkulosis (TBC) pada 2024. Memasuki Januari hingga Mei 2025, data sementara menunjukkan 4.423 kasus baru. Kondisi tersebut menjadikan wilayah Jakarta Selatan sebagai salah satu penyumbang kasus TBC tertinggi di DKI Jakarta.

“Angka TBC di Jaksel sangat tinggi, tapi Pemkot Jaksel tidak terlihat berupaya serius mengajak relawan untuk memperkuat deteksi dini dan pendampingan pasien,” kata Ketua Rekan Indonesia DKI Jakarta, Martha Tiana Hermawan (Tian) melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa 25 November 2025.


Selain TBC, kasus demam berdarah dengue (DBD) juga berulang setiap tahun. Sepanjang 2024 dan awal 2025, laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan ribuan kasus DBD di tingkat Provinsi DKI Jakarta. Diketahui, Jakarta Selatan menjadi salah satu wilayah penyumbang utama.

“DBD ini masalah tahunan. Tapi pola penanganannya tidak berubah. Kami jarang sekali dilibatkan dalam perencanaan atau edukasi komunitas. Pemerintah kota seperti menunggu kasus meledak dulu baru bergerak,” ujar Tian.

Ia menambahkan bahwa keterlibatan relawan bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian penting dari strategi kesehatan masyarakat modern. 

Ia mendesak Pemkot Jaksel untuk memperbaiki tata kelola kesehatan secara menyeluruh, termasuk membuka ruang dialog rutin dan melibatkan relawan sebagai mitra kolaborasi. 

“Kesehatan itu bukan isu sampingan. Ini menyangkut nyawa warga,” kata Tian.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Kreditur Tak Boleh Cuci Tangan: OJK Perketat Aturan Penagihan Utang Pasca Tragedi Kalibata

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15

Dolar Melemah di Tengah Data Tenaga Kerja AS yang Variatif

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00

Penghormatan 75 Tahun Pengabdian: Memori Kolektif Haji dalam Buku Pamungkas Ditjen PHU

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48

Emas Menguat Didorong Data Pengangguran AS dan Prospek Pemangkasan Suku Bunga Fed

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23

Bursa Eropa Tumbang Dihantam Data Ketenagakerjaan AS dan Kecemasan Global

Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01

Pembatasan Truk saat Nataru Bisa Picu Kenaikan Biaya Logistik

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46

Dokter Tifa Kecewa Penyidik Perlihatkan Ijazah Jokowi cuma 10 Menit

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35

Lompatan Cara Belajar

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22

Jakarta Hasilkan Bahan Bakar Alternatif dari RDF Plant Rorotan

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11

Dedi Mulyadi Larang Angkot di Puncak Beroperasi selama Nataru

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48

Selengkapnya