Berita

Mobil Model 3 Standard milik Tesla Motors (via REUTERS/Tesla Motors)

Otomotif

Tesla dan GM Mulai Jauhi Suku Cadang Buatan China

RABU, 19 NOVEMBER 2025 | 11:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Produsen mobil besar Amerika Serikat, Tesla dan General Motors (GM), telah mulai mengurangi penggunaan komponen buatan China untuk kendaraan yang dijual di pasar AS. 

Langkah ini bukan perubahan kecil, melainkan perombakan besar terhadap ribuan jenis suku cadang, mulai dari bahan baku hingga komponen elektronik untuk mobil listrik.

Dikutip dari Arena EV, Selasa 18 November 2025, dorongan utama perubahan ini muncul setelah pandemi Covid-19, ketika rantai pasokan global kacau dan menunjukkan betapa berbahayanya ketergantungan pada satu negara. Selain itu, tarif impor AS terhadap produk China membuat biaya menjadi tidak stabil. Perusahaan kesulitan menyusun anggaran ketika setiap bulan bisa saja biaya komponen naik 25 persen.


Tesla menjadi yang paling cepat bergerak. Awal tahun ini, perusahaan meminta seluruh pemasoknya menghentikan penggunaan komponen buatan China untuk mobil yang diproduksi di Amerika Serikat. Beberapa pemasok sudah berhasil beralih ke sumber dari negara lain. Tesla juga dilaporkan menargetkan seluruh komponen non-China dalam 1?"2 tahun ke depan.

Namun, situasinya berbeda di China. Operasi Tesla di negara tersebut justru semakin besar. Pabrik Tesla di Shanghai - yang memproduksi Model 3 dan Model Y - mendapatkan lebih dari 95 persen suku cadangnya dari perusahaan lokal. Pada akhir 2024, Tesla tercatat bekerja sama dengan lebih dari 400 pemasok China, dan lebih dari 60 di antaranya sudah menjadi bagian penting dari rantai pasokan global Tesla.

GM juga mengikuti langkah serupa. Para pemasoknya diminta mencari sumber bahan baku dan komponen dari luar China untuk produksi mobil di AS. Beberapa pemasok bahkan mendapat tenggat waktu tegas hingga 2027 untuk benar-benar berhenti menggunakan bahan dari China. Instruksi ini pertama kali keluar pada akhir 2024 dan makin diperketat tahun ini seiring meningkatnya ketegangan dagang.

Baik Tesla maupun GM sama-sama khawatir terhadap disrupsi pasokan yang tiba-tiba. Tarif tinggi memang memberatkan secara finansial, tetapi risiko kekurangan komponen jauh lebih menakutkan. Ketegangan antara China dan Belanda yang sempat mengancam pasokan chip otomotif menjadi salah satu pemicu diskusi internal Tesla, dan semakin menguatkan keputusan untuk melakukan diversifikasi.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya