Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Intelligence)

Bisnis

Pasar Minyak Tutup Pekan dengan Kenaikan Harga 2 Persen

SABTU, 15 NOVEMBER 2025 | 08:50 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga minyak dunia melonjak lebih dari 2 persen pada Jumat 14 November 2025, setelah pelabuhan minyak utama Rusia, Novorossiisk, menghentikan ekspor menyusul serangan drone Ukraina yang mengenai depot minyak dan merusak sebuah kapal.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 2,19 persen menjadi 64,39 Dolar AS per barel, sementara minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) menguat 2,39 persen ke 60,09 Dolar AS per barel. Sepanjang pekan ini, Brent masih menguat 1,2 persen dan WTI naik sekitar 0,6 persen.

Pejabat Rusia mengatakan serangan terbaru merusak kapal, blok apartemen, serta depot minyak, dan melukai tiga awak kapal. Analis energi Phil Flynn menyebut serangan terbaru ini “lebih besar dan berdampak lebih luas dibanding serangan sebelumnya.”


Pelabuhan Novorossiisk sendiri mengekspor sekitar 2,2 juta barel per hari, atau 2 persen dari pasokan minyak global, sehingga penghentian ekspor langsung memicu kekhawatiran pasar. Perusahaan pipa negara, Transneft, juga menghentikan pasokan minyak mentah ke fasilitas tersebut.

Analis UBS, Giovanni Staunovo, mengatakan intensitas serangan terhadap infrastruktur energi Rusia kini makin sering. “Jika ini terus berlanjut, pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan jangka panjang pada pasokan," ujarnya.

Ukraina juga mengklaim melakukan serangan lain terhadap kilang minyak di wilayah Saratov dan fasilitas penyimpanan bahan bakar di dekat Engels pada malam sebelumnya. Investor kini mencoba menilai dampak jangka panjang terhadap pasokan Rusia, termasuk efek berlapis dari sanksi Barat.

Inggris baru-baru ini mengeluarkan lisensi khusus agar bisnis masih bisa bekerja dengan dua anak perusahaan Lukoil yang terkena sanksi, sementara Amerika Serikat (AS) bersiap memberlakukan larangan transaksi dengan Lukoil dan Rosneft setelah 21 November sebagai tekanan agar Moskow mau bernegosiasi soal Ukraina.

Menurut JPMorgan, sekitar 1,4 juta barel per hari minyak Rusia kini tertahan di kapal-kapal tanker karena proses bongkar muat melambat imbas sanksi AS. Bank itu memperingatkan bahwa setelah tenggat 21 November, pengiriman minyak dari perusahaan Rusia bisa menjadi lebih sulit lagi.

Di sisi lain, jumlah rig yang beroperasi di AS justru bertambah tiga unit menjadi 417 rig pada pekan yang berakhir 14 November, menurut data Baker Hughes.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya