Berita

Ilustrasi (Artificial Inteligence)

Bisnis

Ekonom: Inflasi Asia Tetap Rendah di Tengah Tantangan Global

RABU, 12 NOVEMBER 2025 | 13:15 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kawasan Asia, meskipun tetap menjadi pendorong pertumbuhan global, diperkirakan akan menghadapi perlambatan momentum ekonomi dalam beberapa tahun ke depan. 

Berdasarkan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging di Asia diprediksi akan berada di kisaran 4,6 persen pada tahun 2025 dan melambat lagi ke 4,1 persen pada tahun 2026. Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan Asia Timur dan Pasifik (tidak termasuk Tiongkok) hanya mencapai 4,5 persen pada tahun 2026.

Perlambatan aktivitas ekonomi ini membawa kabar baik di satu sisi, yaitu meredanya tekanan harga. Aktivitas yang lesu diperkirakan akan menjaga inflasi di Asia tetap rendah tahun depan.


Menurut Marcel Thieliant, Kepala Ekonom Asia-Pasifik di Capital Economics, inflasi inti di kawasan Asia telah turun signifikan dari puncaknya sekitar 4,0 persen pada akhir tahun 2022, menjadi sekitar 1,5 persen saat ini.

Meskipun banyak pihak menyoroti peran impor murah Tiongkok sebagai pendorong disinflasi, Thieliant menilai bahwa kontribusi Tiongkok tidak akan terlalu besar.

“Kontribusi disinflasi dari Tiongkok memang membantu menurunkan inflasi inti di kawasan... namun faktor utama di balik penurunan tersebut adalah meredanya gangguan pasokan akibat pandemi serta turunnya harga pangan dan energi,” katanya, dikutip redaksi di Jakarta dari Dow Jones Newswires, Rabu 12 November 2025.

Dengan kata lain, tekanan harga domestik di Asia akan tetap terkendali utamanya karena melambatnya pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di kawasan tersebut.

Perlambatan pertumbuhan ini sebagian besar disebabkan oleh tantangan eksternal yang dihadapi kawasan. IMF memperingatkan bahwa tekanan dari kenaikan tarif impor Amerika Serikat dan meningkatnya proteksionisme global berpotensi menekan investasi dan ekspor kawasan, khususnya pada tahun 2026.

Sebagai contoh, Tiongkok sendiri diprediksi IMF akan mengalami perlambatan pertumbuhan, mencapai 4,0 persen pada tahun 2026, seiring dengan menurunnya stimulus fiskal. Sementara itu, Indonesia, sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN, diproyeksikan ADB tumbuh di sekitar 5,0 persen pada 2026.

Secara keseluruhan, tantangan ekonomi di Asia saat ini adalah bagaimana menjaga pertumbuhan di tengah hambatan global, sementara tantangan inflasi justru mereda, memberikan ruang bagi sebagian bank sentral untuk mengembalikan inflasi ke target normal pada tahun mendatang.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya