Berita

Ilustrasi. (Foto: Dokumentasi RMOL)

Bisnis

Redenominasi Rupiah Bisa Tekan Dolari­sasi

MINGGU, 09 NOVEMBER 2025 | 02:01 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Kredibilitas Rupiah sebagai alat pembayaran, penyimpan nilai, dan satuan hitung dinilai terus tergerus akibat posisi nilai tukarnya yang lemah di kancah internasional. 

Kondisi itu turut memicu fenomena currency substitution atau peralihan penggunaan mata uang asing di dalam negeri.

Dosen FEB Universitas Hasanuddin yang juga mantan Ketua KPPU periode 2015-2018, Muhammad Syarkawi Rauf mengungkapkan bahwa lebih dari dua dekade terakhir belum terjadi perubahan signifikan dalam dominasi mata uang global. 


Dolar Amerika Serikat masih memimpin dengan indeks penggunaan sekitar 59,71 pada 2025, disusul Euro 30,28, Yen Jepang 6,88, dan Poundsterling 6,86.

Sementara itu, ia menyoroti Rupiah berada di antara mata uang terlemah dunia. Dengan nilai tukar sekitar Rp16.650 per dolar AS, Rupiah bersanding dengan sejumlah mata uang negara berkembang lain seperti Vietnam Dong, Kamboja Riel, hingga Shilling Somalia.

“Nilai Rupiah dalam dolar AS salah satu yang terendah di dunia. Mata uang jni lebih rendah dari mata uang Kamboja sekitar 4.138 Riel per dolar AS, tetapi masih lebih baik dari mata uang Somalia yang nilainya sekitar 24.300 Shilling per dolar AS,” kata Syarkawi dalam keterangan resmi kepada redaksi di Jakarta, Sabtu, 8 November 2025.

Lemahnya nilai tukar ini berpengaruh pada rendahnya kredibilitas Rupiah, baik dalam transaksi internasional maupun domestik, termasuk dalam hal menurunnya porsi Rupiah sebagai alat penyimpan kekayaan (store of value).  

Bahkan, ia mencontohkan perilaku sebagian warga Indonesia yang lebih memilih menyimpan kekayaan atau bahkan bertransaksi menggunakan Dolar AS, Euro, hingga Dolar Singapura.

“Hal ini menyebabkan terjadinya currency substitution, yaitu substitusi penggunaan mata uang nasional dengan mata uang negara lain sebagai alat pertukaran, penyimpan kekayaan, dan alat hitung,” tambahnya.

Fenomena itu, menurutnya, memperburuk efektivitas kebijakan moneter. Bank Indonesia akan semakin kesulitan mengendalikan jumlah uang beredar jika penggunaan mata uang asing meluas.

Syarkawi menilai langkah redenominasi Rupiah bisa menjadi strategi intervensi moneter yang tepat untuk memperbaiki persoalan kredibilitas. Negara-negara seperti Turkiye telah menerapkan kebijakan serupa dengan menghilangkan enam digit angka dalam Lira pada 2005.

Jika Indonesia melakukannya, angka nol di Rupiah bisa dipangkas tiga digit. Nilai nominal uang akan menyusut misalnya Rp1.000 menjadi Rp1 tetapi daya belinya tetap sama. Nilai tukar juga hanya menyesuaikan skala nominal, sehingga Rp16.650 per dolar AS akan berubah menjadi 16,650 Rupiah baru per dolar AS.

Kebijakan ini dinilai mampu mengurangi money illusion dan membuat uang lebih praktis dibawa (portability meningkat). Di sisi lain, ia memberikan sinyal kuat terhadap stabilitas kebijakan moneter dan kepercayaan pasar.

“Redenominasi akan memberikan dampak psikologis positif terhadap penggunaan Rupiah dan menekan kecenderungan dolarisasi di masyarakat,” ujar Syarkawi.

Pada akhirnya, redenominasi dipandang bukan sekadar penyederhanaan angka di mata uang, melainkan penegasan kedaulatan moneter dan identitas nasional.


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

12 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Pantai Bondi Australia

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:39

Gereja Terdampak Bencana Harus Segera Diperbaiki Jelang Natal

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:16

Ida Fauziyah Ajak Relawan Bangkit Berdaya Amalkan Empat Pilar Kebangsaan

Minggu, 14 Desember 2025 | 19:07

Menkop Ferry: Koperasi Membuat Potensi Ekonomi Kalteng Lebih Adil dan Inklusif

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:24

Salurkan 5 Ribu Sembako, Ketua MPR: Intinya Fokus Membantu Masyarakat

Minggu, 14 Desember 2025 | 18:07

Uang Rp5,25 Miliar Dipakai Bupati Lamteng Ardito untuk Lunasi Utang Kampanye Baru Temuan Awal

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:34

Thailand Berlakukan Jam Malam Imbas Konflik Perbatasan Kamboja

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:10

Teknokrat dalam Jerat Patronase

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:09

BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 di Asian Le Mans Series

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:12

Prabowo Berharap Listrik di Lokasi Bencana Sumatera Pulih dalam Seminggu

Minggu, 14 Desember 2025 | 16:10

Selengkapnya