Berita

Ilustrasi. (Foto: Infobanknews)

Bisnis

Kepala Ekonom Permata Bank:

Pertumbuhan Ekonomi 5,04 Persen di Kuartal III 2025 Sesuai Ekspektasi

KAMIS, 06 NOVEMBER 2025 | 21:24 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun 2025 berada di angka 5,04 persen year on year sesuai dengan ekspektasi pasar.

Ia sebelumnya memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III sebesar 5,04 persen tepat seperti angka yang diumumkan BPS kemarin, Rabu, 5 November 2025. Ia menyebut perlambatan itu karena faktor musiman, di mana biasanya kuartal III lebih lambat dari kuartal II, bukan fundamental.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat dari 5,12 persen yoy pada kuartal kedua 2025 menjadi 5,04 persen yoy pada kuartal ketiga 2025, sesuai dengan perkiraan kami dan sedikit di atas konsensus pasar sebesar 5,00 persen yoy,” papar Josua dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Kamis, 6 November 2025


Ia menjelaskan, angka 5,04 persen diprediksi dengan melihat aktivitas musiman setelah periode liburan keagamaan pada kuartal sebelumnya. Pada periode ini, konsumsi rumah tangga biasanya menjadi lebih kuat.

Sementara, dilihat dari perspektif sektoral, Josua menilai penyumbang utama pertumbuhan ekonomi kuartal III adalah industri manufaktur, yang didukung oleh perbaikan Indeks Manufaktur PMI lebih dari 50 atau balik ke zona ekspansi.

Selain itu, didorong oleh meningkatnya penjualan online, layanan informasi dan komunikasi meningkat, dan aktivitas pertanian yang didukung oleh permintaan yang lebih kuat untuk CPO. 

Dari sisi pengeluaran, menurut Josua pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) utamanya karena faktor rebound secara signifikan dalam pengeluaran pemerintah dan penguatan kinerja net ekspor.

“Pengeluaran pemerintah melonjak dari kontraksi -0,33 persen yoy pada 2Q25 menjadi ekspansi 5,49 persen yoy pada 3Q25, didukung oleh langkah-langkah pro-pertumbuhan pemerintah,” katanya.

Ia menyebut net ekspor terlihat membaik. Akan tetapi, pertumbuhan impor menunjukkan perlambatan dari 11,48 persen yoy menjadi 1,18 persen yoy. Josua menyebut lemahnya impor ini mencerminkan investasi yang masuk ke Indonesia kian lemah.

“Turun dari 6,99 persen yoy menjadi 5,04 persen yoy, serta penurunan impor jasa setelah berakhirnya liburan sekolah,” jelasnya.

Sementara itu, Josua membeberkan pertumbuhan ekspor alami perlambatan dari 10,95 persen yoy menjadi 9,91 persen yoy. 

“Pelemahan ini sebagian besar disebabkan oleh normalisasi setelah permintaan yang terkonsentrasi dari AS sebelum penerapan tarif timbal balik pada Agustus 2025,” beber Josua.


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya