Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Intelligence)

Bisnis

INDEF Ungkap 3 Pilar Utama untuk Bertahan dari Gejolak Dunia

RABU, 29 OKTOBER 2025 | 08:34 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perekonomian Indonesia terus diuji oleh berbagai tantangan global, mulai dari ketidakpastian kondisi dunia, konflik antarnegara (geopolitik), perang dagang, hingga naik turunnya harga komoditas.  Lembaga riset independent INDEF menekankan bahwa di tengah situasi yang dinamis ini, perlu adanya sikap antisipatif dan kemauan untuk berubah. 

"Di tengah perubahan dan ketidakpastian global, saya yakin kita juga bisa mendapatkan peluang," ujar Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti, dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Selasa 28 Oktober 2025. 

Menurutnya, peluang-peluang tersebut adalah; transformasi digital, perkembangan rantai pasok regional, serta area-area lain yang bisa dimanfaatkan Indonesia.


Esther mendefinisikan resiliensi ekonomi domestik sebagai kemampuan untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga beradaptasi di tengah ketidakpastian global. Tujuan utamanya adalah agar Indonesia tetap bisa tumbuh, bahkan saat menghadapi krisis atau resesi.

Untuk membangun ketahanan ini, Esther menggarisbawahi tiga pilar utama.  "Ada tiga pilar, pertama, penguatan ekonomi domestik. Pasar domestik yang kokoh menjadi fondasi utama bagi penguatan fundamental ekonomi," ujar Esther. 

Kedua, kemandirian ekonomi nasional. Sesuai arahan Presiden Prabowo, Indonesia harus mengurangi ketergantungan pada pasar impor dan fokus mencapai kemandirian, terutama dalam hal pangan dan energi.  Lalu yang ketiga, inovasi dan kualitas sumber daya manusia (SDM).  Kualitas SDM yang produktif dan inovatif adalah motor penggerak pertumbuhan, apalagi dalam menghadapi era digital.

"Sehingga dalam menghadapi era digital, kualitas SDM yang produktif dan inovatif adalah suatu keharusan. Kolaborasi itu kunci sukses," tegas Esther.

Membangun ekonomi yang tahan banting tidak bisa dilakukan sendirian. Esther menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi yang melibatkan semua pihak, yaitu pemerintah, pelaku usaha swasta, akademisi, serta berbagai pemangku kepentingan terkait.

Peran sektor swasta disebut sangat krusial dalam mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kolaborasi juga harus terjadi antara pemerintah pusat dan daerah. Esther mengingatkan agar pembangunan tidak lagi Jawa sentris, melainkan harus merata di seluruh wilayah.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya