Berita

Ekonom Profesor Ferry Latuhihin. (Foto: Tangkapan Layar)

Politik

Ekonom Minta Pemerintah Jangan Terus Bohongi Masyarakat

MINGGU, 26 OKTOBER 2025 | 13:52 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintah diminta untuk tidak terus-menerus membohongi masyarakat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 8 persen karena datanya tidak sesuai dengan fakta yang ada.

Hal itu disampaikan langsung ekonom Profesor Ferry Latuhihin dalam acara podcast Indonesia Economist Club di kanal YouTube Awalil Rizky bertajuk "Beranikah Purbaya?"

"Jangan terus-terusan membohongi masyarakat dengan mengatakan bahwa kita bukan tidak mungkin 6 persen, 7 persen, 8 persen. Sementara data dan fakta tidak ada yang menunjukkan ke arah sana," kata Ferry seperti dikutip RMOL, Minggu, 26 Oktober 2025.


Ferry mengatakan, daya pemerintah melakukan pembayaran utang sudah hampir tidak ada. Jika 25 persen dari APBN untuk bayar utang, maka tidak ada space untuk stimulus.

"Dari sisi konsumen, kita lihat daya beli masyarakat terus drop. Terbukti dari indeks kepercayaan konsumen kita itu kan terendah ya, sepanjang berapa tahun ya, September ini. Jadi kalau pemerintah bilang, apalagi Purbaya bilang, wah Rp200 triliun itu konsumsi naik 5,68 persen, saya bilang mana datanya, itu kan cuma sampean punya narasi," terang Ferry.

Selain itu kata Ferry, dari sisi investasi juga tidak kelihatan tanda-tanda yang menggembirakan.

"Sekarang yang menjadi pertanyaan kita sebagai ekonom, apa sih your program nanti ini untuk meng-counter downturn ini. Masuk akal nggak sih your program-program seperti ini untuk meng-counter the downturn of economic growth kita," jelas Ferry.

Menurut Ferry, pemerintah seharusnya tidak perlu bikin program-program yang banyak kendalanya, seperti program makan bergizi gratis (MBG).

"Constraint-nya kan budget. Budget kita ada nggak Rp328 triliun untuk menyuapi 82 juta anak sekolah, kan nggak ada. Belum tentu juga ada manfaatnya, gitu. Kita nih banyak sekali maunya, tapi kita nggak sadar kalau kita dihadapkan oleh berbagai macam kendala. Masalah operasional, masalah market, masalah labor, masalah utang. Semuanya itu harus di-take it into account," pungkas Ferry.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya