Berita

Gedung Bank Indonesia (Foto: RMOL/Alifia Dwi Ramandhita)

Bisnis

Kredit KPR dan Motor Loyo, BI Waspadai Kredit Macet

SABTU, 25 OKTOBER 2025 | 15:05 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Bank Indonesia (BI) mengingatkan perbankan untuk lebih berhati-hati terhadap potensi meningkatnya risiko kredit macet atau non-performing loan (NPL) di sektor konsumsi. 

Peringatan ini disampaikan seiring melambatnya pertumbuhan kredit konsumsi dalam beberapa bulan terakhir.

Berdasarkan data BI, pertumbuhan kredit konsumsi pada September 2025 melambat menjadi 7,3 persen secara tahunan (yoy) dengan nilai Rp 2.307,3 triliun.


Direktur Kebijakan Makroprudensial BI, Irman Robinson, menyebut angka ini sedikit menurun dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 7,7 persen yoy atau Rp 2.295,4 triliun.

“NPL-nya juga kalau kita lihat kredit konsumsi juga masih di bawah 5 persen sebetulnya, tapi trennya cenderung meningkat, ini yang kita perlu jadi hati-hati bersama,” tutur Direktur Kebijakan Makroprudensial BI Irman Robinson di Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat, 24 Oktober 2025.

Irman menjelaskan, perlambatan paling dalam terjadi pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Tercatat, KPR pada September hanya tumbuh 7,2 persen, naik tipis dari 7,1 persen pada bulan sebelumnya, sementara KKB anjlok tajam menjadi 0,7 persen dari 3,4 persen pada Agustus 2025.

Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit perbankan pada September 2025 tercatat 7,70 persen yoy, sedikit meningkat dibanding 7,56 persen yoy pada Agustus 2025.

Sementara itu, Ekonom Bahana TCW Investment Management, Emil Muhammad, menilai perlambatan kredit konsumsi, terutama KPR dan KKB, terjadi akibat pergeseran pola konsumsi masyarakat serta menurunnya tingkat kepercayaan diri konsumen.

“Kalau dulu orang cenderung beli mobil untuk bepergian, sekarang banyak yang lebih memilih menggunakan kendaraan online,” kata Emil.

Menurutnya, meski Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin, pemulihan permintaan kredit, khususnya di sektor properti, masih membutuhkan waktu.

“Kalau mau lihat tanda-tanda kebangkitan sektor properti, lihatlah di pasar saham sebagai leading indicator-nya. Begitu kepercayaan diri masyarakat pulih, sektor ini akan bangkit,” pungkas Emil.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya