Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Inteligence)

Bisnis

Dolar AS Stagnan karena Data Inflasi Melemah

SABTU, 25 OKTOBER 2025 | 08:32 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pergerakan Dolar Amerika Serikat (AS) di pasar uang New York cenderung stagnan pada akhir pekan, Jumat 24 Oktober 2025 waktu setempat atau Sabtu pagi WIB. 

Indeks Dolar AS (DXY) terakhir tercatat turun 0,021 persen menjadi 98,934, setelah sebelumnya sempat melemah hingga 0,2 persen, namun masih berada di jalur untuk mencatat kenaikan mingguan yang moderat. Pelemahan ini dipicu oleh rilis data inflasi (Indeks Harga Konsumen/CPI) AS terbaru yang menunjukkan kenaikan harga konsumen pada September lebih rendah dari perkiraan.

Data CPI hanya naik 0,3 persen secara bulanan dan 3,0 persen secara tahunan, sedikit di bawah perkiraan ekonom. Hasil ini memperkuat keyakinan pasar bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan kembali menurunkan suku bunga pada pertemuan pekan depan.


Selain The Fed, perhatian investor beralih ke isu perdagangan dan mata uang global lainnya

Mata uang Eropa ini naik tipis setelah data menunjukkan aktivitas bisnis di zona euro tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada Oktober, terutama dipimpin oleh sektor jasa. 

Yen Jepang tertekan ke posisi terendah dalam dua minggu. Kenaikan harga minyak (yang merugikan negara importir seperti Jepang) dan kebijakan Perdana Menteri baru, Sanae Takaichi, yang cenderung longgar dalam fiskal dan moneter, membebani Yen. Ini terjadi meskipun inflasi inti Jepang tetap di atas target 2 persen bank sentral.

Pound Sterling melemah dan mencatat pelemahan mingguan signifikan, didorong oleh data inflasi yang lemah sebelumnya. Hal ini meningkatkan ekspektasi bahwa Bank of England (BoE) mungkin akan memangkas suku bunga tahun ini.

Kekhawatiran perang dagang AS-Kanada kembali muncul setelah Presiden Trump menghentikan pembicaraan dagang. Dolar Kanada melemah sedikit, namun fokus utama pasar kini tertuju pada pertemuan penting antara Presiden Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pekan depan, yang diharapkan membawa potensi meredanya ketegangan dagang global.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya