Berita

Diskusi Publik Problematika RUU Keamanan dan Ketahanan Siber: Bahaya Militerisasi Ruang Sipil di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Jumat, 24 Oktober 2025. (Foto: Istimewa)

Politik

RUU KKS Ancaman Demokrasi dan Kebebasan Sipil

JUMAT, 24 OKTOBER 2025 | 20:18 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Politik di Indonesia belakangan ini mengalami regresi demokrasi. Regulasi hukum menjadi tidak sehat karena perkembangan politik yang tidak sehat pula.

Begitu dikatakan Ketua Badan Harian Centra Initiative Al Araf dalam Diskusi Publik Problematika RUU Keamanan dan Ketahanan Siber: Bahaya Militerisasi Ruang Sipil di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Jumat, 24 Oktober 2025.

Al Araf menilai menilai, pembahasan Rancangan Undang-undang Keamanan dan Ketahanan Siber (KKS)adalah upaya relasi kuasa negara untuk mengontrol ruang privasi warga.


"Ketika negara masuk ke dalam ruang privasi masyarakat karena ujungnya pasti akan melindungi kekuasaan, ini ancaman serius bagi kehidupan demokrasi," kata Al Araf.

Ia menjelaskan konsep sekuritisasi merupakan versi ekstrem dari politisasi di mana pemerintah otoriter menyelesaikan masalah secara koersif di luar batas demokrasi dan demi menjaga keamanan, mendelegitimasi solusi-solusi jangka panjang dan negosiasi.

Keterlibatan TNI dalam ranah sipil, termasuk ruang cyber dalam RUU KKS, menurutnya, akan selalu merusak situasi demokrasi karena militer bukanlah penegak hukum, tapi alat pertahanan negara.

Pernyataan itu diamini Rusli Cahyadi, akademisi FISIP UI. Kata dia, pembahasan RUU KKS akan membuat negara seolah melihat ruang siber sebagai arena ancaman. Sedangkan warga negara melihat ruang siber sebagai ruang sosial, tempat untuk jual beli, silaturahmi dan hiburan. 

"Akibatnya hukum bicara bahasa perang, sedangkan warga hidup dalam logika konektivitas," katanya.

Menurutnya, RUU KKS melindungi sistem tapi lupa untuk menguatkan manusia. Negara melihat ruang siber sebagai arena pertempuran dan warga sebagai objek pengawasan.

"Sehingga RUU hanya melindungi sistem tetapi lupa menguatkan manusia," tandasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya