Berita

Ilustrasi. (Foto: Dokumentasi RMOL)

Nusantara

Masa Depan Energi Baru Indonesia Ada pada Nuklir

SABTU, 18 OKTOBER 2025 | 06:15 WIB | LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA

Penggunaan energi nuklir bisa jadi salah satu solusi strategis bagi Indonesia dalam mencapai swasembada energi nasional.

Hal ini terjadi karena biaya terjangkau dan efisien, serta nuklir juga dinilai mampu memperkuat ketahanan energi ketika meningkatnya kebutuhan listrik dan keterbatasan sumber daya fosil.  

“Kalau berbicara soal energi, terutama untuk kelistrikan, pengembangan potensi nuklir itu sangat penting. Orang yang memiliki konsentrasi di bidang energi pasti setuju soal nuklir,” kata Peneliti energi dari Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi (STT Migas) Balikpapan, Dr. Andi Jumardi, dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Jumat, 17 Oktober 2025.


Masuk ke ranah wilayah, Andi menilai, Kalimantan menjadi salah satu wilayah potensial untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), sebab kondisi geologinya relatif aman dari gempa. 

“Saya pernah terlibat dalam penelitian tentang small modular reactor dan uranium yang diperkaya. Yang lebih potensial untuk pengembangan PLTN justru di Kalimantan Barat, karena di sana ada cadangan uranium yang bisa memenuhi aspek keekonomian,” ujarnya.

Sama seperti Andi, ekonom Universitas Mulawarman (Unmul) Purwadi Purwoharsojo menyebut energi nuklir jadi solusi “manusiawi” untuk kesejahteraan rakyat karena rendah emisi. 

Purwasi menilai riset-riset Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sudah sangat maju, namun sayangnya belum diimplementasikan secara serius.

“BATAN itu seperti orang yang disuruh latihan tinju, tapi enggak pernah naik ring. Sampai hasil riset teman-teman BATAN itu sudah sampai tembus plafon risetnya,” kata Purwadi.

Itu sebabnya, pakar kebijakan publik Unmul, Saipul, menilai bahwa energi nuklir memang perlu direalisasikan dengan tata kelola yang matang.

“Untuk tenaga nuklir, memang dari sisi biaya produksi lebih murah dibandingkan dengan diesel atau batu bara. Tapi biaya risikonya dan mitigasinya lebih tinggi. Misalnya kebocoran uranium dan dampak lingkungan, itu berbahaya,” pungkasnya.


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya