Berita

Ketua Umum Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Kota Jakarta Timur, Choir Syarifuddin. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Nusantara

Negara Harus Lindungi Guru dari Kriminalisasi

SABTU, 18 OKTOBER 2025 | 02:10 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Ketua Umum Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Kota Jakarta Timur, Choir Syarifuddin, menilai kasus demo siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, yang memprotes tindakan kepala sekolah terhadap siswa perokok, merupakan cerminan krisis arah pendidikan karakter di Indonesia. 

Ia menegaskan, dunia pendidikan tidak boleh kehilangan keberanian menegakkan disiplin, namun juga tidak boleh dibiarkan terjebak dalam praktik kekerasan.

“Kasus di Lebak ini harus menjadi refleksi nasional. Pemerintah pusat, khususnya Kemdikdasmen dan Kemendikti Saintek mesti segera menata ulang kebijakan pendidikan karakter yang memberi ruang bagi guru untuk bersikap tegas tanpa takut dikriminalisasi,” tegas Choir dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Jumat, 17 Oktober 2025.


Menurutnya, guru dan kepala sekolah adalah figur moral yang seharusnya dilindungi secara hukum ketika menjalankan fungsi pembinaan dengan cara-cara mendidik, bukan dilihat sebagai pelaku kekerasan semata. Ia menilai, reaksi berlebihan terhadap tindakan disiplin guru kerap membuat aparat hukum salah menilai konteks pendidikan.

“Polisi juga harus arif dan bijak dalam menerima laporan terkait kasus di sekolah. Jangan semua persoalan pendidikan dibawa ke ranah pidana. Kalau setiap tindakan disiplin dianggap kekerasan, maka sistem pendidikan kita akan lumpuh karena guru takut bertindak,” tegas Choir.

Choir menambahkan, peran guru dalam membentuk karakter dan kedisiplinan adalah inti dari pendidikan nasional. Ia menilai, generasi 90-an ke bawah tumbuh menjadi pribadi tangguh karena dididik dengan keseimbangan antara ketegasan dan kasih sayang.

“Dulu, ketika siswa melanggar norma, entah merokok, bolos, atau berperilaku tidak sopan, maka tindakan guru menegur keras bahkan memberi sanksi ringan. Itu bukan kekerasan, tapi bentuk kasih sayang agar siswa mawas diri dan sadar akan tanggung jawabnya. Pendidikan sejati lahir dari disiplin, bukan dari permisivitas,” jelasnya.

Choir mengingatkan, jika tren kriminalisasi terhadap guru terus dibiarkan, maka dunia pendidikan akan mengalami krisis otoritas.

“Guru akan takut mendidik, siswa kehilangan teladan, dan bangsa kehilangan generasi yang tangguh secara moral,” pungkasnya.


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya