Berita

Kolase Presiden RI Prabowo Subianto, Presiden AS Donald Trump, Presiden China Xi Jinping (AP Photo)

Bisnis

Perang Dagang AS-China Ancam Stabilitas Keuangan Digital, RI Diminta Waspada

SENIN, 13 OKTOBER 2025 | 13:43 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Perang dagang baru antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali memanas dinilai berpotensi mengguncang stabilitas sektor keuangan digital global, termasuk di Indonesia.

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai, meski dampak langsung terhadap ekonomi nasional belum terlalu signifikan, namun Indonesia harus waspada terhadap kemungkinan membanjirnya produk-produk asal China.

“Dampak ke ekonomi RI tidak terlalu signifikan, tetapi kita perlu mengantisipasi membanjirnya produk China ke Indonesia, baik legal maupun ilegal,” kata Wijayanto kepada RMOL, pada Senin, 13 Oktober 2025.


Ia menjelaskan, ketegangan dagang kedua negara adidaya itu berpotensi menekan pasar keuangan, termasuk aset digital seperti saham dan kripto. 

“Saham akan tertekan ke bawah, krypto akan lebih tertekan ke bawah. Emas cenderung menguat,” lanjutnya.

Sebagai informasi, ketegangan baru antara Beijing dan Washington kembali meletus setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan memberlakukan tarif tambahan 100 persen terhadap produk impor asal China mulai awal November. Kebijakan ini dilakukan sebagai balasan atas pembatasan tambahan China terhadap ekspor mineral tanah jarangnya dan teknologi terkait yang penting bagi industri produk berteknologi tinggi global.

Pada Jumat, Trump menuduh China menjadi "sangat bermusuhan" serta menjadikan AS dan seluruh dunia "sandera" lewat kebijakan pengetatan ekspor secara mendadak.

Kebijakan ini telah membuat pasar kripto tertekan. Sejak Jumat sore, investor berbondong-bondong keluar dari aset berisiko seperti kripto. Bitcoin langsung anjlok sebesar 8,4 persen menjadi 104.782 Dolar AS pada Sabtu 11 Oktober 2025, menyebabkan kerugian sebesar 19 miliar Dolar AS di pasar mata uang kripto.

Sementara itu, harga emas dunia telah tembus di level psikologis 4.000 Dolar AS per troy ons. Pada perdagangan pagi ini, emas dunia di pasar spot telah terbang 0,48 persen ke posisi 4.045,49 Dolar AS per troy ons.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya