Berita

Diskusi Ngobrolin Jakarta di Ruang Pola Kantor Kabupaten Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. (Foto: LIGA Pro Jakarta)

Nusantara

Wisata Kepulauan Seribu Perlu Didukung Ketersediaan Air Bersih

SABTU, 11 OKTOBER 2025 | 00:32 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata global memerlukan dukungan ketersediaan air bersih yang mencukupi. Sebab, air bersih masih menjadi tantangan untuk terpenuhi dengan baik bagi warga maupun wisatawan.

Ketersediaan air bersih ini menjadi salah satu fokus dalam diskusi Ngobrolin Jakarta yang mengusung tema "Kepulauan Seribu Wisata Global" di Ruang Pola Kantor Kabupaten Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Jumat 10 Oktober 2025.

"Kepulauan Seribu memiliki kekuatan besar, baik dari potensi bahari maupun ekonomi biru. Namun, semua itu harus memenuhi sejumlah prasyarat, mulai dari peningkatan wisata bahari, ketersediaan air bersih, hingga pengelolaan transportasi dan lingkungan," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Kepulauan Seribu, Iwan P Samosir.


Iwan menjelaskan, berdasarkan data, kebutuhan air bersih bagi sekitar 30.000 jiwa penduduk Kepulauan Seribu mencapai 1,8 juta liter per hari. Namun, kapasitas produksi saat ini baru sekitar 1,45 juta liter per hari, sehingga masih terdapat kekurangan sekitar 350 ribu liter per hari.

Sumber air bersih di Kepulauan Seribu berasal dari dua sistem, yakni Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) dan Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO). Namun, produksi dari kedua sistem tersebut belum sepenuhnya mampu mencukupi kebutuhan warga.

Direktur Operasional PAM Jaya, Syahrul Hasan memaparkan, pihaknya terus berupaya memperluas layanan air bersih di Kepulauan Seribu. Saat ini PAM Jaya telah melayani sekitar 4.397 rumah pelanggan dengan kapasitas produksi mencapai 18,5 liter per detik.

"Pengelolaan air bersih di wilayah pulau memiliki tantangan tersendiri dibandingkan wilayah darat. Kondisi lingkungan laut menyebabkan peralatan cepat mengalami korosi, sementara beberapa komponen penting tidak tersedia di dalam negeri," kata Syahrul.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya