Resepsi Double Tenth Day ke-114 di Jakarta, Selasa malam, 7 Oktober 2025 (Foto: TETO)
Taipei Economic and Trade Office (TETO) menggelar resepsi perayaan Hari Nasional Republik of China (Taiwan) atau Double Tenth Day ke-114 di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa malam, 7 Oktober 2025.
Acara tersebut menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan kerja sama Indonesia-Taiwan di berbagai sektor strategis, mulai dari perdagangan hingga pertukaran masyarakat.
Perayaan berlangsung meriah dengan kehadiran sekitar 800 tamu undangan, terdiri dari pejabat pemerintah Indonesia, anggota parlemen, korps diplomatik, komunitas Tionghoa, pengusaha Taiwan, lembaga pemikir (think tank), pelaku seni dan budaya, serta media.
Dalam sambutannya, Representative TETO Bruce Hung menyoroti peran penting semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) dalam kehidupan modern, sekaligus menegaskan posisi strategis Taiwan dalam ekosistem global teknologi.
“Pameran teknologi internasional COMPUTEX yang diselenggarakan di Taipei tahun ini telah menjadi ajang AI paling bergengsi di dunia. Para CEO dari perusahaan teknologi terkemuka hadir langsung di COMPUTEX, dan Nvidia bahkan mengumumkan pendirian kantor pusat Nvidia serta pusat superkomputer AI pertama di Taipei,” ujarnya.
Resepsi kali ini turut dimeriahkan oleh penampilan siswa Sekolah Taipei di Jakarta, serta suguhan kuliner khas Taiwan seperti xiaolongbao Din Tai Fung, bubble tea Xing Fu Tang, teh Chatime, es serut Taiwan, teh oolong dari 63 Tea House, dan kopi “Golden Malabar” produksi pengusaha Taiwan di Indonesia.
Sebuah pahatan es raksasa berbentuk Gedung Taipei 101 menghiasi lokasi acara, membawa nuansa khas Taiwan ke jantung ibu kota. Acara juga menayangkan film “Resilient Taiwan” yang memperkenalkan kemajuan teknologi, politik, ekonomi, serta keindahan alam dan budaya Taiwan.
Perayaan ditutup dengan doa dan ucapan selamat dari para tamu undangan, menandai eratnya ikatan persahabatan kedua negara.
Hubungan Taiwan dan Indonesia juga menunjukkan perkembangan signifikan di bidang perdagangan, investasi, pendidikan, dan pertukaran masyarakat.
Taiwan kini menjadi mitra dagang terbesar ke-10 Indonesia serta salah satu sumber investasi asing penting, dengan nilai perdagangan bilateral pada 2024 mencapai hampir 11 miliar dolar AS.
Selain itu, lebih dari 320.000 pekerja migran Indonesia dan sekitar 18.000 pelajar Indonesia bekerja serta menempuh pendidikan di Taiwan, mencerminkan lingkungan kerja dan pendidikan yang ramah serta terbuka.
Taiwan juga terus memperluas kerja sama dengan Indonesia dalam sektor pariwisata, pertanian, dan kesehatan. Upaya ini sejalan dengan visi Presiden Lai Ching-te tentang “Diplomasi Berbasis Nilai” serta konsep “Diplomasi Terpadu” yang dicanangkan Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung.
Melalui pendekatan ini, Taiwan aktif memperdalam kemitraan dengan negara-negara yang memiliki nilai serupa dalam tiga pilar utama: demokrasi, perdamaian, dan kemakmuran.
Sebagai anggota komunitas internasional yang aktif dan bertanggung jawab, Taiwan terus berkontribusi di berbagai bidang strategis seperti kesehatan, pertanian, dan manufaktur semikonduktor.
Slogan “Taiwan Can Help” (Taiwan Bisa Membantu) menjadi bukti nyata bahwa meski berukuran kecil, Taiwan memiliki pengalaman sukses yang siap dibagikan untuk menciptakan dampak positif secara global.