Berita

Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Politik

Syahganda Usulkan SBY jadi Sekjen PBB

KAMIS, 25 SEPTEMBER 2025 | 20:41 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Sambutan hangat dunia internasional terhadap pidato Presiden Prabowo Subianto di hadapan Majelis Umum PBB adalah momentum penting bagi Indonesia untuk melangkah lebih jauh mengawal berbagai agenda internasional.

Ketua Dewan Direktur GREAT Institute, Syahganda Nainggolan memandang, pidato Prabowo punya spirit mempertahankan multilateralisme sekaligus mengembalikan peran PBB sebagai penjaga perdamaian dan pendorong kesejahteraan masyarakat dunia.

Dalam rangka itu, Indonesia dinilai perlu mengusulkan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Sekretaris Jenderal PBB menggantikan Antonio Guterres yang akan berakhir masa jabatannya tahun depan.


“Kehadiran Prabowo semakin diterima sebagai salah satu pemimpin dunia yang progresif akan sangat terbantu bila organisasi PBB dipimpin Indonesia, dalam hal ini SBY,” kata Syahganda di Jakarta, Kamis, 25 September 2025.

Syahganda mengatakan, tanda-tanda revitalisasi spirit multilateralisme tampak jelas pada forum PBB kemarin, di mana berbagai negara besar menunjukkan solidaritas global pada penderitaan rakyat Palestina.

"Presiden Prabowo juga mendorong PBB eksis membangun persaudaraan global, mengentaskan kemiskinan dan pembebasan Palestina dari penjajahan Israel, khususnya dengan memberikan penambahan kontribusi pembiayaan dan kontribusi lainnya,” lanjutnya.

Setidaknya empat negara besar telah menunjukkan perubahan sikap dan kini mengakui kemerdekaan Palestina adalah Inggris, Australia, Kanada, dan Prancis. Pengakuan itu sesuai spirit global kemanusiaan yang anti pada penjajahan.

Selain itu, kata Syahganda, spirit pada isu tujuan pembangunan global (SDG's) dan climate change yang dilontarkan para pemimpin dunia, juga merupakan tanda-tanda internasionalisme akan bangkit kembali.

Di sisi lain, dia mencatat arogansi Presiden AS Donald Trump yang ingin menghipnotis dunia  dengan gaya "cowboy" ala Amerika kelihatannya akan dibenci banyak negara.

Sehingga, peran PBB ke depan akan menjadi sentral kembali, meskipun tanpa Amerika.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya