Berita

Ilustrasi KPU. (Foto: RMOL)

Politik

Keputusan KPU Tutup Akses Dokumen Capres Ancam Transparansi Pemilu

SELASA, 16 SEPTEMBER 2025 | 16:14 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menetapkan dokumen persyaratan pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai informasi publik yang dikecualikan, menuai sorotan tajam. 

Melalui Keputusan KPU Nomor 731 Tahun 2025, sebanyak 16 dokumen persyaratan capres-cawapres kini tidak bisa diakses publik, media, maupun pemantau pemilu, setidaknya selama lima tahun ke depan.

Wasekjen Partai Demokrat, Didik Mukrianto, menyebut meski perlindungan data pribadi penting, langkah KPU justru berpotensi menggerus transparansi yang merupakan pondasi demokrasi.


“Idealnya, KPU dapat membedakan antara data dan informasi yang relevan untuk akuntabilitas publik," katanya lewat akun X seperti dikutip redaksi di Jakarta, Selasa, 16 September 2025.

Dia menegaskan, Pemilu harus tetap menjadi proses yang terbuka dan dapat dipercaya. Jika tidak, ini bisa menjadi preseden buruk bagi integritas penyelenggara pemilu dan hasil pemilu.

Padahal, dokumen yang kini ditutup justru memegang peran krusial. Misalnya, ijazah menjadi alat untuk memastikan kelayakan pendidikan seorang calon, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) membuktikan rekam jejak hukum, sementara Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) memberi gambaran soal integritas dan potensi konflik kepentingan.

Dengan menutup akses dokumen tersebut, publik kehilangan kesempatan untuk menilai calon secara objektif. Media dan lembaga pemantau pemilu juga kehilangan instrumen penting untuk mengawasi integritas kandidat.

Lebih jauh, keputusan ini dinilai bisa melanggar Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). Pasal 2 ayat (2) UU KIP menegaskan, informasi terkait penyelenggaraan negara seharusnya terbuka untuk publik. Menutup dokumen capres dan cawapres justru bertolak belakang dengan prinsip tersebut.

Durasi pengecualian yang mencapai lima tahun pun dinilai berlebihan. Informasi soal rekam jejak, harta kekayaan, dan kelayakan calon seharusnya tetap relevan sepanjang proses pemilu hingga masa jabatan. Dengan tertutupnya dokumen, potensi penyalahgunaan semakin besar: calon dengan latar belakang bermasalah bisa saja lolos tanpa pengawasan publik.

“Bayangkan seorang calon presiden maju, tapi publik curiga ia pernah terlibat kasus hukum. Tanpa akses ke SKCK, masyarakat tidak bisa memverifikasi. Atau ketika ada dugaan harta tidak wajar, publik tidak bisa menelusuri karena LHKPN ditutup,” ujar Didik memberi ilustrasi.

Keputusan KPU ini dinilai bagaikan “menutup jendela transparansi” di saat masyarakat justru sangat membutuhkannya untuk memilih pemimpin. Jika dibiarkan, bukan hanya kredibilitas pemilu yang dipertaruhkan, tapi juga kepercayaan publik terhadap KPU sebagai penyelenggara pemilu.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya