Berita

Menteri Koperasi Ferry Juliantono. (Foto: Humas Kementerian Koperasi)

Publika

Saran Buat Menteri Koperasi

OLEH: SUROTO*
RABU, 10 SEPTEMBER 2025 | 21:25 WIB

MENTERI Koperasi Ferry Juliantono baru saja dilantik sebagai menteri baru gantikan Budi Arie Setiadi. Saya berharap bahwa Ferry Juliantono melakukan pembaharuan kebijakan koperasi dan bukan hanya mengejar formalitas dan  seremoni tapi miskin substansi. 

Selama ini, kondisi koperasi di Indonesia dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Dari segi kuantitas sangat besar jumlahnya, tapi secara dampak sosial ekonomi tidak banyak dirasakan oleh masyarakat. 

Dalam sepuluh tahun terakhir misalnya, jika dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) rata rata omset koperasi hanya kurang lebih 1 persen. Sementara dari segi jumlah ada 127 ribu dan menjadi 200 ribu koperasi lebih setelah ditambah keberadaan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). 


Minimnya dampak sosial ekonomi di masyarakat tersebut disebabkan oleh banyak hal. Terutama karena dipengaruhi oleh paradigma, regulasi dan kebijakan perkoperasian kita yang salah. 

Secara paradigma, masyarakat kita menganggap bahwa koperasi itu sebagai hanya semata badan usaha biasa. Dianggap hanya sebagai salah satu jenis badan usaha semata. Padahal koperasi itu juga merupakan alat untuk menciptakan keadilan ekonomi. 

Dari sisi regulasi, koperasi di Indonesia itu juga banyak dihambat oleh  undang undang koperasi sendiri. Sebut saja misalnya soal pendirian koperasi. Menurut UU Perkoperasian pendirianya harus 9 orang. Padahal di negara lain seperti di Singapura dan Jepang yang koperasinya telah maju pesat itu boleh didirikan oleh 3 orang. 

Pendirian koperasi yang dipersulit dengan harus dilakukan oleh 9 orang ini sebabkan koperasi tidak banyak diminati orang. Orang akan lebih senang memilih badan hukum perseroan untuk berbisnis ketimbang bentuk koperasi. 

Koperasi yang lahir akhirnya hanya koperasi palsu yang menunggu instruksi dari atas, mengandalkan bantuan pemerintah, dan juga koperasi papan nama yang sejatinya isinya para makelar proyek. Anak anak muda akhirnya lebih  memilih badan hukum persero kapitalis. 

Kenyataannya dapat kita lihat di lapangan. Sektor bisnis koperasi tidak banyak berkembang di masyarakat. Paling banyak didominasi sektor keuangan terutama yang bergerak di sektor keuangan mikro. Kurang lebih 80 persen kontribusi usaha koperasi itu dari sektor simpan pinjam. 

Soal KDMP Jangan Hanya Omon Omon


Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang sudah didirikan baiknya dapat juga segera dikembangkan dan juga jangan hanya mengejar formalitas kelembagaan. Memang secara konseptual pembentukanya sudah salah, tapi kalau memang mau dimanfaatkan baiknya segera direalisasikan janji janji-yang sudah dikomitmenkan. 

Kalau memang serius, KDMP yang ada baiknya digunakan saja sebagai jalur distribusi dari barang subsidi. Seperti misalnya subsidi gas 3 kg dan pupuk. Sebab barang subsidi itu adalah termasuk barang publik, dan KDMP yang merupakan koperasi publik dapat jadi jalur distribusi yang pas karena ada pengawasan langsung dari masyarakat secara demokratis dan manfaat ekonominya jelas. 

Komitmen perbankkan Himbara (Himpunan Bank Umum Milik Negara/BUMN) untuk membiayai hal ini juga sudah tepat dan jika tidak jalan berarti memang tidak ada keseriusan. Pemerintah dalam hal ini tinggal perintah karena barang yang disalurkan dari pabrik pupuk dan gas juga dari BUMN.  


*Penulis adalah Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES), Direktur Cooperative Research Center (CRC) Institut Teknologi Keling Kumang

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya