Berita

(Foto: Tangkapan layar Facebook Dayang Donna Faroek)

Hukum

Penyidik akan Periksa Putri Mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek

SENIN, 08 SEPTEMBER 2025 | 11:37 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Timur (Kaltim) Dayang Donna Walfiaries Tania (DDW) dijadwalkan akan diperiksa tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada pekan ini.

Jurubicara KPK, Budi Prasetyo mengatakan, tim penyidik telah menjadwalkan pemeriksaan kepada pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan dalam perkara dugaan suap Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kaltim tahun anggaran (TA) 2013-2018.

"Pada Selasa, 9 September 2025, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap saudari DDW, selaku Ketua Kadin Kalimantan Timur," kata Budi kepada wartawan, Senin, 8 September 2025.


Sementara itu pada hari ini kata Budi, tim penyidik memanggil satu orang sebagai saksi di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan. Saksi tersebut adalah Chandra Setiawan alias Iwan Chandra selaku swasta.

KPK telah menetapkan Dayang Donna Walfiaries Tania sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait pengurusan izin usaha pertambangan (IUP) di Kaltim. 

Donna dijerat bersama pengusaha Rudy Ong Chandra (ROC) selaku Komisaris PT Sepiak Jaya Kaltim (SJK), PT Cahaya Bara Kaltim (CBK), PT Bunga Jadi Lestari (BJL), dan PT Anugerah Pancaran Bulan (APB).  

Ayah Donna, yaitu Awang Faroek Ishak (AFI) selaku Gubernur Kaltim periode 2008-2018 dan periode 2019-2024, juga ikut dijerat. Namun khusus ayahnya kasus dihentikan karena telah meninggal dunia.

KPK sudah melakukan penahanan terhadap tersangka Rudy Ong pada Kamis, 21 Agustus 2025, setelah dilakukan jemput paksa di Surabaya karena selalu mangkir dari panggilan dan berusaha melarikan diri dari KPK.

Dalam perkaranya, pada Juni 2014, Rudy Ong memberikan kuasa kepada Sugeng (SUG) yang merupakan makelar dari Samarinda untuk mengurus perpanjangan 6 IUP eksplorasi milik perusahaan Rudy Ong ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim.

Namun pada Agustus 2014, perpanjangan atas 6 IUP milik Rudy Ong dilanjutkan Iwan Chandra (IC) yang merupakan kolega dari Sugeng.

Pada proses perpanjangan IUP di Badan Perizinan dan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPPMD PTSP) Kaltim, Rudy Ong bersama Iwan menemui Awang Faroek di rumah dinas Gubernur Kaltim.

Pertemuan tersebut dilatarbelakangi keinginan Rudy Ong untuk menemui Awang Faroek guna mempertanyakan permasalahan perizinan perusahaan Rudy Ong yang lainnya. Pada saat itu diketahui terdapat gugatan perdata di pengadilan dan proses pidana di kepolisian setempat, terhadap 6 IUP milik perusahaan Rudy Ong yang menjadi objek permohonan perizinan.

Sebagai biaya atas pengurusan 6 IUP yang dimaksud, Rudy Ong mengirimkan uang senilai Rp3 miliar termasuk fee untuk Iwan, yang kemudian Iwan bertemu saudara Amrullah (AMR) selaku Kepala Dinas ESDM Kaltim, untuk meminta bantuan perpanjangan IUP dimaksud.

Selanjutnya pada Januari 2015, Iwan menyerahkan surat permohonan perpanjangan IUP atas nama PT SJK, PT CBK, PT BJL, dan PT APB ke BPPM PTSP Kaltim.

Setelah surat pengajuan perpanjangan 6 IUP diterima pihak BPPMD PTSP Kaltim, Iwan kemudian mengirimkan uang sebesar Rp150 juta kepada Markus Taruk Allo (MTA) selaku Kepala Seksi Pengusahaan Dinas ESDM Pemprov Kaltim, dan uang sebesar Rp50 juta kepada Amrullah.

Selanjutnya pada Januari 2015, Amrullah dihubungi Dayang Donna untuk menanyakan proses perpanjangan 6 IUP dari perusahaan milik Rudy Ong.

Pada Februari 2015, Rudy Ong melalui perantara Sugeng menghubungi Dayang Donna sekaligus bernegosiasi atas fee dari proses 6 IUP milik Rudy Ong.

Dayang Donna mengatakan bahwa sebelumnya Iwan telah menghubunginya dan memberi harga "penebusan" atas 6 IUP milik Rudy Ong sebesar Rp1,5 miliar, namun Dayang Donna menolak dan meminta harga "penebusan" sebesar Rp3,5 miliar untuk 6 IUP tersebut.

Permintaan tersebut akhirnya dipenuhi. Selanjutnya terjadi pertemuan di salah satu hotel di Samarinda antara Rudy Ong dan Dayang Donna. Di mana, Iwan diminta untuk mengantarkan amplop berisi uang Rp3 miliar dalam pecahan Dolar Singapura, bersamaan Rudy Ong memerintahkan Sugeng memberikan uang Rp500 juta dalam pecahan Dolar Singapura kepada Dayang Donna.

Setelah terjadi transaksi tersebut, Rudy Ong melalui Iwan menerima dokumen berisi SK 6 IUP dari Dayang Donna yang diantarkan oleh Imas Julia (IJ) selaku babysitter Dayang Donna.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya