Berita

Ilustrasi (Foto: Artificial Intelligence)

Bisnis

Inggris Terancam Krisis Ekonomi Mirip 1976

SELASA, 26 AGUSTUS 2025 | 10:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Inggris diperkirakan akan menghadapi krisis ekonomi serius, mirip dengan krisis pada tahun 1976 akibat melonjaknya utang dan biaya pinjaman pemerintah.

Hampir 50 tahun lalu, krisis serupa membuat pemerintahan Partai Buruh terpaksa meminjam dana darurat dari Dana Moneter Internasional (IMF) karena defisit dan inflasi tak terkendali. Saat itu, Inggris harus melakukan pemotongan anggaran besar-besaran dan Partai Buruh kehilangan kekuasaan beberapa tahun kemudian.

Kini, situasinya kembali mengkhawatirkan. Menteri Keuangan Rachel Reeves mendapat peringatan soal kondisi keuangan negara yang rapuh. 


Diperkirakan ada kesenjangan anggaran publik hingga 50 miliar Poundsterling (sekitar Rp1.070 triliun), sementara bunga utang negara diperkirakan mencapai 111 miliar Poundsterling. Total utang Inggris kini sudah melampaui 96 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar 2,7 triliun Poundsterling -- salah satu beban utang terbesar di antara negara maju.

Biaya pinjaman pemerintah juga melonjak. Imbal hasil obligasi jangka panjang 30 tahun sudah menembus 5,5 persen, lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat dan bahkan Yunani.

Jagjit Chadha, mantan kepala Institut Nasional untuk Penelitian Ekonomi dan Sosial angkat bicara.

“Prospeknya sama berbahayanya dengan periode menjelang pinjaman IMF tahun 1976. Inggris mungkin kesulitan memenuhi pembayaran pensiun dan tunjangan sosial," ujarnya, dikutip dari The Telegraph, Selsa 26 Agustus 2025.

Andrew Sentance, mantan pembuat kebijakan di Bank of England, juga memperingatkan bahwa Menteri Reeves berpotensi menghadapi krisis keuangan mirip dengan yang dialami mantan Menteri Keuangan Denis Healey pada 1976. Sentance memperkirakan krisis bisa terjadi di akhir 2025 atau 2026.

Peringatan ini muncul hanya beberapa minggu sebelum Reeves dijadwalkan mempresentasikan anggaran musim gugur pertamanya. Ia diperkirakan akan mengumumkan kenaikan pajak untuk menutup kekurangan anggaran, namun langkah ini dikritik banyak pihak karena dikhawatirkan justru memperparah resesi.

Pemerintahan Partai Buruh juga menghadapi tekanan politik. Nigel Farage, pemimpin Reform UK, menyebut situasi saat ini sebagai “Sejarah tahun 1970-an yang terulang kembali".

Sementara itu, pemimpin Partai Konservatif Kemi Badenoch menuding melonjaknya biaya pinjaman sebagai akibat dari “salah urus ekonomi” oleh Partai Buruh.

Di sisi lain, beban anggaran Inggris semakin berat karena komitmennya di panggung internasional. London berjanji meningkatkan anggaran militer menjadi 2,5 persen dari PDB pada 2027, sejalan dengan komitmen NATO. 

Inggris juga tetap menjadi salah satu pendukung utama Ukraina, mengucurkan bantuan militer dan finansial bernilai miliaran Dolar, yang makin menekan kondisi keuangan negara.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya