Berita

Tim Expedisi Patriot - Patriot Berkarya - Bangsa Berjaya. (Foto: dokumentasi pribadi)

Politik

2.000 Patriot Prabowo: Pasukan Intelektual Penggerak Indonesia Emas 2045

MINGGU, 24 AGUSTUS 2025 | 10:43 WIB | OLEH: R. MUHAMMAD ZULKIPLI*

"Pembangunan ekonomi bukanlah tujuan akhir, melainkan jalan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur."  Sumitro Djojohadikusumo
INDONESIA adalah bangsa yang selalu bergerak. Pertumbuhan penduduk yang dinamis dan tantangan pemerataan pembangunan telah menjadi agenda strategis sejak awal berdirinya republik ini. Dalam konteks itu, transmigrasi bukan sekadar perpindahan manusia dari satu pulau ke pulau lain, tetapi instrumen besar negara untuk membangun peradaban baru.

Sejarah mencatat, program transmigrasi telah melahirkan 1.567 desa definitif, 466 ibu kota kecamatan, 116 ibu kota kabupaten/kota, dan 3 ibu kota provinsi: Tanjung Selor, Mamuju, dan Merauke. Bahkan, kepadatan di Pulau Jawa berhasil dikurangi hingga 7%, sementara daerah-daerah lain mulai tumbuh menjadi pusat kehidupan baru.

Namun tantangan hari ini semakin kompleks. Keterbatasan lahan produktif, ketimpangan kualitas SDM, minimnya konektivitas infrastruktur, dan dinamika global menuntut pendekatan baru. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Transmigrasi menetapkan paradigma Transformasi Transmigrasi: menjadikan transmigrasi sebagai strategi pembangunan kewilayahan terpadu dengan membentuk Kawasan Ekonomi Transmigrasi Terintegrasi (KETT).

Namun tantangan hari ini semakin kompleks. Keterbatasan lahan produktif, ketimpangan kualitas SDM, minimnya konektivitas infrastruktur, dan dinamika global menuntut pendekatan baru. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Transmigrasi menetapkan paradigma Transformasi Transmigrasi: menjadikan transmigrasi sebagai strategi pembangunan kewilayahan terpadu dengan membentuk Kawasan Ekonomi Transmigrasi Terintegrasi (KETT).

Lahirnya Ekspedisi Patriot

Bagian penting dari transformasi itu adalah Program Trans Patriot, yang terdiri dari Beasiswa Patriot dan Ekspedisi Patriot (TEP). Tahun 2025 menjadi tonggak sejarah: 2.000 talenta muda terbaik bangsa bergabung dalam 400 Tim Ekspedisi Patriot dan akan diterjunkan ke 154 lokus transmigrasi di 28 provinsi.

Mereka bukan hanya datang untuk meneliti, tetapi juga hidup bersama masyarakat selama empat bulan penuh. Mereka akan memetakan potensi, merancang strategi pengembangan komoditas unggulan, menguji model kelembagaan ekonomi, hingga memberi rekomendasi kebijakan berbasis data. Inilah paduan antara riset, pengabdian, dan patriotisme.

Perguruan tinggi terbaik negeri UI, UGM, ITB, IPB, ITS, Undip, dan Unpad telah menjadi mitra. Para mahasiswa, peneliti, dan praktisi lintas disiplin akan bahu-membahu menciptakan model pembangunan baru. Dari Barelang hingga Papua, dari pesisir hingga pedalaman, TEP akan hadir membawa semangat ilmu, inovasi, dan pengabdian.

Menyiapkan Generasi Transmigran Patriot

Mulai 2026, Beasiswa Patriot juga akan digulirkan, melibatkan 1.500 talenta muda, dengan porsi terbesar untuk Papua. Mereka adalah calon Transmigran Patriot SDM unggul yang ditempa dengan pendidikan terbaik, pelatihan kepemimpinan, dan pengalaman nyata di lapangan.

Program ini bukan hanya mencetak intelektual, tetapi membangun karakter pejuang yang berakar pada masyarakat. Mereka diharapkan menjadi motor pembangunan, pemimpin lokal, sekaligus agen persatuan bangsa.

Menuju Indonesia Emas 2045

Ekspedisi Patriot menjadi simbol bahwa transmigrasi telah berevolusi. Ia bukan lagi sekadar pemindahan penduduk, melainkan laboratorium pembangunan Indonesia masa depan: berbasis riset, inklusif, kolaboratif, dan berorientasi hasil.

Jika berhasil, program ini akan melahirkan pusat-pusat pertumbuhan baru yang mampu memperkuat ketahanan pangan, energi, dan ekonomi nasional. Yang lebih penting, ia akan menyiapkan generasi muda yang siap mengawal Indonesia Emas 2045.

Kita harus mengakui, sebagai seorang perwira intelektual, Presiden Prabowo memang penuh kejutan. Wajar saja misi-misi tempur yang dipimpinnya di masa lalu selalu berakhir gilang-gemilang, karena keberhasilannya dilandasi nilai-nilai intelektual yang kuat, sebagaimana yang diceritakan Teddy Kardin, sahabat Prabowo kepada kami di Hambalang pada 2024 yang lalu.

"Kita ingin membangun Indonesia yang kuat, berdikari, dan berdaulat. Tidak boleh ada lagi rakyat Indonesia yang tertinggal. Semua harus merasakan keadilan dan kesejahteraan."  Presiden Prabowo Subianto.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya