Berita

Pengeras suara yang dibongkar di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara/AP

Dunia

Bujuk Korut, Korsel Mulai Bongkar Pengeras Suara di Perbatasan

SENIN, 04 AGUSTUS 2025 | 14:07 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Korea Selatan mulai membongkar pengeras suara yang selama ini digunakan untuk menyiarkan propaganda anti-Korea Utara di sepanjang perbatasan.

Upaya tersebut dilakukan sebagai bagian dari langkah pemerintahan baru Presiden Lee Jae-myung untuk meredakan ketegangan dengan Pyongyang.

"Mulai hari ini, militer telah mulai menyingkirkan pengeras suara," di ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Lee Kyung-ho, seperti dimuat Reuters pada Senin, 4 Agustus 2025.


Tak lama setelah dilantik pada Juni lalu, Presiden Lee menghentikan siaran propaganda yang kerap berisi kritik terhadap rezim Pyongyang. Ia menyatakan bahwa langkah itu dimaksudkan untuk menghidupkan kembali dialog yang lama terhenti antara kedua negara.

“Ini adalah langkah praktis yang bertujuan untuk membantu meredakan ketegangan dengan Korea Utara, asalkan tindakan tersebut tidak membahayakan kesiapan militer,” tulis Kementerian Pertahanan dalam pernyataannya.

Menurut kementerian, seluruh pengeras suara yang dipasang di sepanjang perbatasan akan dibongkar pada akhir pekan ini, meski jumlah pastinya tidak disebutkan.

Meski Seoul berusaha meredakan hubungan, Pyongyang tetap menolak tawaran dialog. 

“Jika Korea Selatan berharap dapat membalikkan semua hasil yang telah dicapainya hanya dengan beberapa kata sentimental, tidak ada kesalahan perhitungan yang lebih serius,” kata Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, pekan lalu.

Kedua Korea masih berstatus berperang secara teknis, mengingat Perang Korea 1950?"1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. 

Hubungan semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah Pyongyang mempererat hubungan dengan Moskow pascainvasi Rusia ke Ukraina.

Pemerintahan sebelumnya di Seoul memulai kembali siaran propaganda pada tahun lalu sebagai respons atas serangkaian balon berisi sampah yang diterbangkan Korea Utara ke wilayah selatan.

Namun, Presiden Lee yang naik ke tampuk kekuasaan setelah pendahulunya dimakzulkan karena kontroversi darurat militer, berjanji mengambil pendekatan berbeda.

Lee menegaskan bahwa ia akan mendorong perundingan tanpa syarat. 

“Kami akan berusaha memulihkan kepercayaan dan membuka jalan menuju dialog dengan Korea Utara,” kata dia.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya