Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Perang Tarif Mereda, Ekonomi Global Diramal Naik 3 Persen Tahun Ini

RABU, 30 JULI 2025 | 12:23 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Dana Moneter Internasional (IMF) memperbarui proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2025 menjadi 3 persen, naik dari prediksi sebelumnya yang hanya 2,8 persen.

Revisi ini diumumkan melalui laporan terbaru World Economic Outlook pada Rabu 30 Juli 2025.

Dalam laporan tersebut, IMF juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan meningkat menjadi 3,1 persen pada 2026, sedikit lebih tinggi dibanding prediksi sebelumnya di angka 3,0 persen.


Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan salah satu faktor yang menopang aktivitas ekonomi saat ini adalah strategi pelaku usaha yang mempercepat pembelian atau frontloading untuk menghindari dampak dari kebijakan tarif yang diberlakukan.

"Para pelaku bisnis mencoba melakukan frontload, mengamankan barang, sebelum tarif diberlakukan, sehingga hal itu mendukung aktivitas ekonomi," jelasnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa tren ini bisa berdampak negatif dalam jangka menengah, karena permintaan akan menurun setelah persediaan terpenuhi.

"Jika Anda mengisi rak sekarang, Anda tidak perlu mengisinya lagi nanti di tahun ini atau tahun depan," ujarnya.

Di sisi lain, ketegangan perdagangan global masih menjadi faktor yang harus dicermati. Amerika Serikat diketahui telah memberlakukan tarif tambahan sebesar 10 persen kepada hampir seluruh mitra dagangnya tahun ini, di luar bea masuk lebih tinggi untuk produk otomotif, baja, dan aluminium.

Tarif yang seharusnya berlaku pada puluhan negara itu sempat ditunda hingga 1 Agustus, setelah pertama kali diumumkan pada April. 

Sementara itu, AS dan China sepakat untuk menurunkan bea masuk secara terbatas selama 90 hari, yang akan berakhir pada 12 Agustus mendatang. Perundingan lanjutan masih berlangsung untuk kemungkinan memperpanjang gencatan tarif tersebut.

"Untuk saat ini, penurunan moderat dalam ketegangan perdagangan, meskipun rapuh, telah berkontribusi pada ketahanan ekonomi global,"katanya.

Meski mengalami kenaikan, angka pertumbuhan tersebut masih perlu diwaspadai karena masih berada di bawah realisasi pertumbuhan ekonomi global tahun lalu yang mencapai 3,3 persen. 

"Meskipun ada revisi ke atas, kita tetap harus berhati-hati," tandasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya