Berita

PM Malaysia, Anwar Ibrahim/Net

Dunia

Sebelum ke Jakarta, PM Malaysia Tengahi Negosiasi Damai Thailand-Kamboja

SENIN, 28 JULI 2025 | 17:03 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Para pemimpin Thailand dan Kamboja memulai perundingan gencatan senjata di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 28 Juli 2025.

Upaya tersebut dilakukan untuk mengakhiri bentrokan berdarah di perbatasan yang telah menewaskan sedikitnya 35 orang dan membuat lebih dari 260.000 orang mengungsi sejak pekan lalu.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bertindak sebagai tuan rumah dalam kapasitasnya sebagai ketua ASEAN.


Ia mempertemukan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai di kediaman resminya pada Senin sore waktu setempat.

“Yang penting adalah gencatan senjata segera. Saya harap ini bisa berhasil. Meskipun tidak separah banyak negara lain, kita harus menghentikan kekerasan," ujar Anwar dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita Bernama.

PM Anwar sendiri dijadwalkan mengunjungi Indonesia hari ini untuk menghadiri Konsultasi Tahunan ke-13 bersama Presiden RI, Prabowo Subianto. 

Pertempuran pecah di perbatasan Thailand dan Kamboja pada Kamis lalu, 24 Juli 2025, setelah ledakan ranjau darat di wilayah perbatasan melukai lima tentara Thailand.  

Kedua negara saling menyalahkan atas insiden tersebut, yang kemudian memicu serangkaian bentrokan bersenjata di sepanjang garis perbatasan, khususnya di wilayah Samrong, Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja.

Laporan di lapangan melaporkan suara tembakan masih terdengar saat fajar, Senin pagi.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menyatakan bahwa serangan Thailand berkelanjutan dan kuat pada hari yang sama.

Kedua negara telah menarik duta besar mereka masing-masing dan Thailand menutup semua titik penyeberangan perbatasan, kecuali bagi warga Kamboja yang hendak pulang.

Dalam pernyataannya sebelum terbang ke Malaysia, Phumtham menyampaikan keraguan terhadap niat tulus Kamboja.

“Kami telah memberi tahu bahwa kami tidak percaya pada Kamboja. Semua yang mereka lakukan mencerminkan bahwa mereka tidak tulus dalam menyelesaikan masalah ini,” ujarnya. 

“Mereka harus menunjukkan detail bagaimana mereka akan melakukannya untuk membuktikan ketulusan mereka," tambah Pejabat PM Thailand itu.

Perundingan ini juga dihadiri oleh duta besar Tiongkok dan Amerika Serikat untuk Malaysia sebagai pengamat, menyusul tekanan diplomatik dari Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan meninjau kembali perjanjian dagang dengan kedua negara jika konflik terus berlanjut.

ASEAN dalam pernyataan resminya menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya korban jiwa, kerusakan properti, dan krisis pengungsi. Para menteri luar negeri ASEAN mendesak agar konflik segera diselesaikan melalui dialog.

Konflik ini menjadi salah satu konfrontasi militer terbuka yang langka di antara sesama negara anggota ASEAN, sebuah blok regional yang dikenal menjunjung tinggi prinsip non-agresi dan penyelesaian damai.

Di kamp pengungsian di provinsi Siem Reap, Kamboja, Ron Mao, 56 tahun, menyampaikan harapannya agar perdamaian segera tercapai. 

“Saya tidak ingin melihat perang ini terjadi. Ini sangat sulit. Saya akan sangat senang jika mereka mencapai kesepakatan sesegera mungkin, sehingga saya dan anak-anak saya dapat kembali ke rumah," ujarnya.

Hal serupa disuarakan oleh Nakorn Jomkamsing, 63 tahun, seorang petani Thailand yang mengungsi ke kamp evakuasi di Surin bersama ribuan warga lainnya. 

“Saya ingin hidup damai. Saya merindukan rumah, hewan peliharaan, babi, anjing, dan ayam saya,” kata dia.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya