Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Takut Disadap, Microsoft Setop Gunakan Teknisi China

SABTU, 19 JULI 2025 | 21:37 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Microsoft memutuskan untuk menghentikan penggunaan teknisi dari China untuk menghindari kebocoran data atau serangan siber, menyusul adanya proyek pertahanan antara Microsoft dan pemerintah Amerika Serikat.

Mengutip Reuters pada Sabtu 19 Juli 2025, keputusan ini diumumkan setelah laporan investigatif dari ProPublica mengungkapkan keterlibatan tenaga kerja Tiongkok dalam proyek cloud militer AS.

Laporan tersebut menyoroti penggunaan teknisi China oleh Microsoft dalam sistem komputasi awan yang rawan untuk Pentagon. 


Meski berada di bawah pengawalan ketat dari AS, laporan menyebut  pengawas kerap tak memiliki keahlian teknis memadai untuk menilai potensi risiko siber dari para teknisi China tersebut.

Microsoft, sebagai salah satu kontraktor utama teknologi pemerintah AS, sebelumnya telah menjadi sasaran serangan siber oleh kelompok peretas dari China dan Rusia. 

Namun perusahaan menyatakan bahwa mereka telah melaporkan penggunaan teknisi dari China kepada otoritas selama proses otorisasi kontrak.

Juru bicara Microsoft, Frank Shaw, menyatakan bahwa perusahaan telah mengubah metode dukungan mereka terhadap pelanggan dari sektor pemerintah AS. 

“Sebagai respons atas kekhawatiran yang muncul awal pekan ini kami memastikan tidak ada tim teknik berbasis di China yang memberikan bantuan teknis untuk layanan militer AS,” tulis Shaw melalui platform X.

Senator Tom Cotton, politisi Partai Republik dari Arkansas sekaligus ketua Komite Intelijen DPR, mengirim surat resmi kepada Menteri Pertahanan Pete Hegseth untuk meminta penjelasan lebih lanjut terkait penggunaan tenaga kerja asing dalam proyek pertahanan.

“Pemerintah AS menyadari bahwa kapabilitas siber Tiongkok merupakan salah satu ancaman paling agresif dan berbahaya,” tulis Cotton dalam suratnya.

Merespons isu tersebut, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengumumkan audit menyeluruh selama dua pekan terhadap seluruh kontrak cloud militer.

“Mulai saat ini, China tidak akan lagi terlibat dalam layanan cloud militer AS,” tegas Hegseth dalam pernyataan videonya yang diunggah di platform X.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya