Berita

Para pengunjuk rasa memegang foto Nick Adams saat protes di luar Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat, 18 Juli 2025/Net

Dunia

Warga Malaysia Tolak Penunjukan Nick Adams Jadi Dubes AS

JUMAT, 18 JULI 2025 | 16:52 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Puluhan demonstran turun ke jalan di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur, Jumat, 18 Juli 2025, untuk memprotes pencalonan Nick Adams sebagai Duta Besar AS untuk Malaysia.

Nick Adams, seorang warga naturalisasi AS asal Australia yang dikenal luas sebagai influencer konservatif dengan citra alpha male, dituding memiliki pandangan anti-Islam.

Penunjukannya memicu reaksi keras di negara mayoritas Muslim itu. Muhammad Izuan Ahmad Kasim, anggota Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Perdana Menteri Anwar Ibrahim menyampaikan penolakan dalam pidato orasi di hadapan massa.


“Tugas seorang duta besar adalah menjadi jembatan antara dua negara dan kami tidak ingin orang tersebut justru menjadi orang yang menghancurkan jembatan itu,” tegasnya, seperti dimuat Reuters.

Protes ini dipimpin oleh sejumlah pemimpin pemuda dari koalisi pemerintahan Anwar, yang juga menyerahkan nota keberatan kepada pihak kedutaan. 

Mereka menilai Adams membawa retorika memecah belah dan tidak pantas mewakili Washington di negara yang sangat menjunjung harmoni etnis dan agama.

“Retorika yang digunakan Adams dalam unggahan media sosialnya, baik yang menyerang Islam maupun mendukung agresi Israel di Gaza, telah menyinggung perasaan umat Muslim dan rakyat Malaysia pada umumnya. Ini tidak bisa diterima,” tegas salah satu koordinator aksi.

Adams dikenal karena unggahannya yang kontroversial di media sosial, kerap menyerang kelompok liberal, komunitas Muslim, dan mendukung penuh kebijakan militer Israel. 

Sosoknya telah menjadi simbol konservatisme agresif yang bertolak belakang dengan prinsip diplomasi damai yang diharapkan dari seorang duta besar.

Pencalonannya datang di saat hubungan dagang Malaysia-AS sedang berada di titik krusial. 

Malaysia memiliki waktu hingga 1 Agustus untuk menyepakati perjanjian dagang dengan Washington agar terhindar dari bea tarif 25 persen atas ekspor ke Amerika Serikat.

Menanggapi situasi tersebut, Perdana Menteri Anwar Ibrahim menyatakan bahwa pemerintah Malaysia akan berhati-hati dalam menyikapi pencalonan Adams.

“Masih terlalu dini dalam proses untuk memutuskan penunjukan Adams, tetapi pemerintah akan mempertimbangkan masalah ini dengan saksama. Pada saat yang sama, kami akan berusaha melindungi hubungan baik antara Malaysia dan Amerika Serikat,” kata Anwar.

Para demonstran juga mendesak pemerintah untuk menggunakan hak prerogatifnya berdasarkan Konvensi Wina untuk menolak Adams sebagai utusan resmi AS. 

Berdasarkan konvensi tersebut, negara penerima memiliki hak menolak penunjukan duta besar tanpa memberikan alasan.

Sementara itu, juru bicara pemerintah Malaysia, Fahmi Fadzil, mengungkapkan bahwa hingga kini kabinet belum menerima pemberitahuan resmi dari Washington mengenai pencalonan Adams.

Nick Adams sendiri belum memberikan tanggapan atas protes ini, dan pencalonannya masih menunggu persetujuan Senat AS, yang saat ini dikuasai Partai Republik.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya