Berita

Asap mengepul dari Kompleks Staf Umum Angkatan Darat Suriah setelah pesawat tempur Israel melancarkan beberapa serangan udara di Damaskus pada Rabu, 16 Juli 2925/Net

Dunia

Israel Gempur Istana Presiden dan Markas Tentara Suriah di Damaskus

KAMIS, 17 JULI 2025 | 09:30 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Suriah kembali diguncang ledakan hebat setelah Israel melancarkan serangkaian serangan udara ke markas besar militer Suriah dan area sekitar istana presiden di Damaskus pada Rabu waktu setempat, 16 Juli 2025.

Serangan ini menjadi bagian dari kampanye militer terbaru Israel yang diklaim bertujuan melindungi komunitas minoritas Druze dan mendorong militan Islam menjauh dari perbatasannya.

Kementerian Pertahanan Suriah menyebutkan, sedikitnya tiga orang tewas dan 34 lainnya luka-luka akibat serangan udara tersebut. 


Selain markas tentara, serangan juga menargetkan kompleks perbukitan di luar kota yang menjadi lokasi istana Presiden Sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa.

"Beberapa rudal Israel menghantam area sekitar istana dan markas besar kementerian pertahanan," lapor televisi pemerintah Suriah, seperti dimuat Associated Press.

Gambar yang beredar menunjukkan kerusakan parah di sisi bangunan dan asap tebal membubung dari lokasi serangan.

Tentara Israel mengonfirmasi pihaknya menyerang target-target militer di wilayah Damaskus, termasuk pintu masuk markas tentara dan fasilitas di sekitar istana kepresidenan. 

Serangan ini dilakukan setelah meningkatnya ketegangan sektarian di wilayah Sweida, selatan Suriah, yang mayoritas penduduknya adalah warga Druze.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan akan adanya operasi militer yang lebih besar. 

"Sinyal ke Damaskus sudah berakhir, sekarang datanglah pukulan-pukulan menyakitkan," ujar Katz.

Ia menambahkan bahwa militer Israel akan beroperasi secara paksa di Sweida untuk melenyapkan pasukan yang menyerang komunitas Druze hingga dilakukan penarikan penuh.

Konflik yang meluas di Sweida memicu kecaman internasional. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, mengecam eskalasi kekerasan tersebut. 

“Kami mengutuk serangan udara Israel yang meningkat di Suweida, Daraa, dan Damaskus, serta laporan pengerahan kembali pasukan IDF di Golan,” ujarnya.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, menyatakan keprihatinan atas situasi genting tersebut. 

"Dalam beberapa jam ke depan, kami berharap dapat melihat beberapa kemajuan nyata untuk mengakhiri apa yang telah Anda saksikan selama beberapa jam terakhir," kata Rubio kepada wartawan di Gedung Putih. 

Sementara itu, di Sweida, pertempuran antara warga Druze dan suku Badui terus berlangsung meski telah diumumkan gencatan senjata oleh pemerintah dan pemuka agama setempat. 

Namun, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan bahwa pasukan pemerintah justru terlibat dalam serangan terhadap komunitas Druze.

"Sedikitnya 21 warga sipil Druze tewas dalam eksekusi singkat oleh pasukan pemerintah," ujar laporan SOHR.

Sheikh Mowafaq Tarif, tokoh tertinggi komunitas Druze di Israel, menyebut situasi ini sebagai pertempuran eksistensial bagi komunitas mereka.

Pasukan Israel kini meningkatkan kehadirannya di garis gencatan senjata Dataran Tinggi Golan, mencegah warga Druze menyeberang ke wilayah Israel. 

“Pasukan kami beroperasi untuk mencegah infiltrasi dari wilayah Suriah,” kata pernyataan militer Israel.

PM Israel Benjamin Netanyahu mengimbau warga Druze agar tidak menyeberang perbatasan.

“Situasinya sangat serius,” ujarnya. Ia menegaskan kembali bahwa Israel menolak kehadiran pasukan Islamis dekat perbatasannya dan menyerukan demiliterisasi total di wilayah selatan Suriah.

Pemerintah Suriah membalas tudingan tersebut dengan menyebut kelompok penjahat bersenjata sebagai penyebab kekacauan. 

Namun, laporan Observatorium menunjukkan lebih dari 240 orang tewas sejak kekerasan pecah, termasuk 92 warga Druze, 138 pasukan pemerintah, dan 18 pejuang Badui.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya