Berita

IAEA/Net

Dunia

Iran Tuduh Inspektur IAEA Selundupkan Perangkat Spionase dalam Sepatu

MINGGU, 13 JULI 2025 | 15:47 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Ketegangan antara Iran dan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) semakin memanas setelah seorang anggota parlemen senior Teheran menuduh inspektur badan tersebut melakukan aksi spionase selama kunjungan ke fasilitas nuklir negara itu. 

Tuduhan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan upaya pembatasan kerja sama nuklir Iran dengan lembaga internasional.

Mahmoud Nabavian, Wakil Ketua Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, menegaskan bahwa para inspektur IAEA telah menyelundupkan perangkat pengawasan ke situs-situs nuklir sensitif Iran dengan cara yang mencurigakan.


“Mengapa setiap kali para inspektur ini memasuki fasilitas nuklir kami, dan kami melakukan pemeriksaan tubuh, kami menemukan mikrochip di dalam sepatu mereka?” ujar Nabavian, seperti dikutip dari Fars News Agency, Minggu, 13 Juli 2025.

Nabavian menggambarkan tindakan tersebut bukan sebagai kejadian insidental, melainkan bagian dari pola sistematis spionase.

“Ini adalah fakta, bukan slogan, bahwa para inspektur ini adalah mata-mata,” tegasnya.

Tuduhan tersebut bahkan meluas hingga ke Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi. Nabavian menuding Grossi secara langsung berbagi informasi nuklir rahasia Iran kepada negara-negara Barat.

“Bahkan sekarang, mereka sendiri mengakui bahwa semua statistik dan informasi utama kami diberikan kepada mereka oleh Tuan Grossi,” tambahnya.

Ia juga mempertanyakan bagaimana fasilitas sensitif seperti situs nuklir Natanz bisa diketahui dunia internasional, mengaitkannya dengan kebocoran yang diduga berasal dari IAEA, intelijen Barat, dan pengawasan satelit.

"Mereka tahu karena mereka diberitahu oleh satelit mereka, mata-mata mereka, dan badan itu sendiri,” kata dia lagi.

Menanggapi tuduhan ini dan ketegangan yang meningkat, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa kerja sama Teheran dengan IAEA tidak sepenuhnya dihentikan, tetapi kini berada dalam pengawasan ketat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC).

“Kerja sama kami dengan Badan tersebut tidak berhenti, melainkan hanya mendapatkan bentuk baru. Mulai sekarang, hubungan dengan Badan tersebut akan dikelola melalui Dewan Keamanan Nasional Tertinggi,” kata Araghchi dalam pertemuan diplomatik di Teheran.

Ia juga memperingatkan negara-negara Eropa bahwa dorongan terhadap mekanisme snapback atau pemulihan sanksi akan berdampak langsung pada keterlibatan mereka dalam isu nuklir Iran.

“Permintaan Badan untuk melanjutkan kerja sama dengan Iran akan ditinjau kasus per kasus oleh SNSC, dan keputusan akan dibuat dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan,” jelas Araghchi.

Diplomat senior itu juga menekankan pentingnya keselamatan para inspektur, terutama setelah beberapa fasilitas nuklir Iran menjadi target serangan, yang menurutnya menimbulkan risiko kontaminasi dan ledakan.

“Keamanan dan keselamatan merupakan hal yang menjadi perhatian para inspektur yang mendekati fasilitas nuklir yang diserang,” tambahnya.

Di tengah ketegangan yang meningkat, Araghchi mengindikasikan bahwa Iran sedang mengevaluasi kemungkinan dimulainya kembali perundingan dengan Amerika Serikat mengenai program nuklirnya.

“Kami sedang memeriksa waktu, lokasi, bentuk, unsur-unsurnya, jaminan yang dibutuhkan,” ujarnya, sambil menegaskan bahwa perang dan eskalasi baru-baru ini menunjukkan pentingnya diplomasi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya