Berita

Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair/Net

Dunia

Tony Blair Terseret Skandal Gaza Riviera, Diduga Dukung Relokasi Massal Palestina

RABU, 09 JULI 2025 | 09:35 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, kembali menjadi sorotan setelah lembaga yang didirikannya, Tony Blair Institute for Global Change (TBI), disebut ikut terlibat dalam proyek kontroversial yang dinilai sebagai cetak biru pembersihan etnis Gaza. 

Investigasi Financial Times mengungkap bahwa TBI berperan dalam proses perencanaan pascaperang yang mencakup pemindahan massal hingga setengah juta warga Palestina dan transformasi Gaza menjadi kawasan investasi mewah bertajuk "Gaza Riviera".

Proyek tersebut didorong oleh sekelompok pengusaha Israel dan dikembangkan lebih lanjut oleh Boston Consulting Group (BCG), yang menyusun model keuangan untuk mendanai relokasi sekitar 500.000 warga Gaza. 


Skema itu menyertakan paket relokasi senilai 9.000 dolar per orang. Meskipun dibingkai sebagai relokasi sukarela, para pengamat menyebutnya sebagai bentuk pemindahan paksa terselubung, yang bertentangan dengan hukum internasional.

“Rencana ini jelas merupakan proyek kolonialisme gaya baru. Memindahkan warga secara paksa, lalu membangun Dubai di atas reruntuhan kamp pengungsi, adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan secara moral maupun hukum,” ujar seorang analis Timur Tengah dalam laporan tersebut, seperti dikutip pada Rabu, 9 Juli 2025.

TBI, meski membantah menjadi perancang utama cetak biru yang dinamai “The Great Trust”, mengakui bahwa dua stafnya ikut serta dalam rapat-rapat perencanaan dan diskusi daring mengenai transformasi ekonomi Gaza. 

Termasuk dalam proposal tersebut adalah pembangunan pulau buatan, zona perdagangan berbasis blockchain, dan kawasan manufaktur bebas pajak.

Lebih lanjut, laporan menyebut BCG dikontrak pada Oktober 2024 oleh perusahaan Orbis, yang berbasis di Washington, untuk merancang Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), inisiatif yang didukung Israel dan Amerika Serikat. 

Namun proyek itu kini dikecam keras setelah distribusi bantuannya menyebabkan kematian lebih dari 600 warga Palestina yang kelaparan.

Operasi bantuan GHF disebut telah dimiliterisasi, dikelola oleh kontraktor swasta dari AS, dan dijaga oleh tentara Israel. Beberapa organisasi kemanusiaan internasional memboikot proyek ini, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut GHF sebagai kedok bagi agenda perang Israel.

Dalam pertemuan pada Maret lalu, Phil Reilly, mantan agen CIA yang kini memimpin keamanan GHF, dilaporkan mempresentasikan rencana tersebut kepada Tony Blair secara langsung. 

Meski TBI mengklaim Blair hanya dalam mode mendengarkan, pengakuan bahwa stafnya ikut meninjau cetak biru ekonomi tersebut menimbulkan kecurigaan.

“Kami tidak menyusun dokumen ‘The Great Trust’ dan tidak mendukung relokasi penduduk Gaza. Namun, staf kami memang terlibat dalam diskusi awal mengenai kemungkinan pembangunan kembali ekonomi pascaperang,” ujar juru bicara TBI.

Keterlibatan Blair juga dikaitkan dengan rencana sebelumnya yang diusulkan Presiden AS Donald Trump, yang pernah menyarankan agar Gaza dijadikan "Riviera Timur Tengah" dan warganya dipindahkan ke negara ketiga. 

Kini, pengungkapan tentang keterlibatan TBI dalam perencanaan tersebut memicu kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk kelompok hak asasi manusia dan komunitas internasional.

"Ini bukan hanya soal pembangunan ekonomi. Ini tentang upaya sistematis untuk mengubah demografi dan menghapus kehadiran rakyat Palestina dari tanah mereka sendiri," kata seorang pejabat HAM PBB yang tak mau disebut namanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya