Berita

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di forum BRICS/Ist

Dunia

Lula Tanggapi Ancaman Tarif Trump: Dunia Tak Butuh Kaisar

SELASA, 08 JULI 2025 | 12:42 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menepis ancaman Presiden AS Donald Trump terkait kemungkinan pengenaan tarif tambahan terhadap negara-negara anggota BRICS. 

Dalam pernyataan yang menohok di akhir KTT BRICS di Rio de Janeiro, Lula menegaskan bahwa dunia telah berubah dan tidak membutuhkan seorang kaisar.

“Dunia telah berubah. Kami tidak menginginkan seorang kaisar,” kata Lula kepada wartawan, merespons ancaman tarif 10 persen dari AS terhadap negara-negara BRICS.


Dia menegaskan bahwa KTT BRICS diselenggarakan untuk mencari perspektif alternatif dalam mengatur perekonomian global, sebuah upaya yang menurutnya membuat sejumlah pihak merasa terancam. 

“Ini adalah sekumpulan negara yang ingin menemukan cara lain untuk mengatur dunia dari perspektif ekonomi. Saya pikir itulah sebabnya negara-negara BRICS membuat orang tidak nyaman," tegas Lula, seperti dimuat Reuters pada Selasa, 8 Juli 2025.  

Lula juga mengulang pandangannya tentang pentingnya mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan global. 

“Dunia perlu menemukan cara agar hubungan perdagangan kita tidak harus melalui dolar. Jelas kita harus bertanggung jawab untuk melakukannya dengan hati-hati. Bank sentral kita harus membahasnya dengan bank sentral dari negara lain,"  ujarnya. 

Pernyataan tersebut muncul setelah Trump menuduh BRICS "anti-Amerika" dan memperingatkan akan memberlakukan tarif tambahan. 

Meski Gedung Putih disebut belum akan langsung menerapkan tarif baru, sumber menyebut kebijakan itu bisa segera berjalan jika tidak ada perubahan sikap dari negara-negara BRICS.

Sikap keras Lula turut disambut tanggapan lebih diplomatis dari para pemimpin BRICS lainnya. Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menegaskan bahwa kelompok BRICS tidak ingin bersaing dengan kekuatan mana pun. 

“Tarif tidak boleh digunakan sebagai alat untuk pemaksaan dan tekanan,” tambahnya.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning mengatakan bahwa BRICS dibentuk untuk kerja sama yang saling menguntungkan dan tidak menargetkan negara mana pun.

Sementara itu, Kremlin juga membantah tuduhan Trump. Seorang juru bicara menyatakan kerja sama Rusia dengan BRICS didasarkan pada pandangan dunia bersama dan tidak akan pernah ditujukan terhadap negara ketiga.

India belum memberikan tanggapan resmi. Namun negara-negara mitra seperti Malaysia dan Indonesia mengambil sikap hati-hati. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, yang hadir di Brasil, dikabarkan segera menuju AS untuk membahas tarif.

Malaysia, yang sempat dikenai tarif sebesar 24 persen oleh AS sebelum ditangguhkan, menyatakan bahwa pihaknya tetap menjalankan kebijakan ekonomi yang independen, tanpa keterikatan ideologis.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya