Berita

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net

Dunia

Knesset Tuduh Netanyahu Gunakan Perang untuk Hentikan Sidang Korupsi

SENIN, 30 JUNI 2025 | 12:04 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Tekanan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu semakin meningkat, setelah sejumlah anggota parlemen Israel secara terbuka menuduhnya memanfaatkan perang di Gaza untuk kepentingan pribadinya, yakni mengakhiri persidangan kasus korupsi yang tengah dihadapinya.

Menurut laporan Anadolu Agency pada Senin, 30 Juni 2025, tuduhan tersebut mencuat dari beberapa anggota Knesset (parlemen Israel) yang mengkritik tajam keputusan-keputusan Netanyahu selama perang yang telah menewaskan lebih dari 56.400 warga di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

"(Netanyahu) sedang mengondisikan masa depan Israel dan anak-anak kita dalam persidangannya. Ia menunjukkan bahwa dirinya tidak layak menjabat dengan menukar dakwaannya dengan imbalan penyelesaian politik dan diakhirinya perang," ujar anggota Knesset dari Partai Buruh, Naama Lazimi.


Tuduhan bahwa Netanyahu memanipulasi kebijakan perang demi menyelamatkan diri dari jerat hukum juga digaungkan oleh Gilad Kariv, anggota parlemen dari Partai Demokratik Israel. 

Ia menilai bahwa Netanyahu dan lingkarannya berusaha mempermainkan keamanan nasional Negara Israel dan masalah sandera untuk menyelamatkan Netanyahu dari hukuman di pengadilan.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump juga ikut mencampuri isu tersebut dengan menyerukan agar persidangan Netanyahu dibatalkan. Dalam pernyataan publiknya  Trump menyatakan, “Kami tidak akan membiarkan ini,” dan mendesak pihak berwenang Israel untuk “Membebaskan Bibi,” merujuk pada nama panggilan Netanyahu.

Menanggapi hal itu, anggota Knesset dari Yesh Atid, Karine Elharrar, menilai Trump secara efektif mensyaratkan bantuan AS pada persidangan perdana menteri. 

Ia pun memperingatkan bahwa Netanyahu bertindak melawan kepentingan publik Israel dengan menghubungkan proses hukumnya dengan negosiasi penyanderaan dan hubungan diplomatik regional.

Pemimpin oposisi Yair Lapid turut mengecam pernyataan Trump. Ia mendesak agar presiden AS tidak ikut campur dalam proses hukum di negara yang merdeka, seraya menyebut dukungan Trump bisa menjadi bentuk kompensasi kepada Netanyahu atas konsesi politik di Gaza.

Namun, tak semua anggota Knesset dari kubu kanan menolak campur tangan tersebut. Simcha Rothman, ketua Komite Konstitusi, Hukum, dan Keadilan Knesset dari Partai Zionisme Religius, menyebut seruan Trump tidak pantas meskipun ia benar.

Netanyahu kini menghadapi tiga kasus besar yang dikenal sebagai Kasus 1000, 2000, dan 4000. Ia didakwa dengan tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan, kejahatan yang jika terbukti dapat menjebloskannya ke penjara.

Kasus 1000 menyangkut penerimaan hadiah mewah dari pengusaha kaya sebagai imbalan atas berbagai keuntungan pribadi.
Kasus 2000 terkait dugaan negosiasi dengan penerbit harian

Sementara Kasus 4000 yang dianggap paling serius, melibatkan pemberian fasilitas regulasi kepada Shaul Elovitch, mantan pemilik situs berita Walla dan perusahaan telekomunikasi Bezeq, sebagai balas jasa atas liputan yang menguntungkan.

Netanyahu membantah semua tuduhan, namun persidangan yang dimulai pada Mei 2020 itu tetap berjalan, menjadikannya perdana menteri pertama Israel yang bersaksi sebagai terdakwa pidana selama masih menjabat.

Tak hanya itu, pada November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) juga mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait agresi militer di Gaza.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya