Berita

Kapal MV. HC WAND berbendera Togo/Ist

Bisnis

Sempat Ditelantarkan, Gaji 8 ABK Indonesia di Kapal Togo Akhirnya Cair

SENIN, 30 JUNI 2025 | 07:11 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Hari Pelaut Sedunia tahun ini menjadi momentum manis bagi Serikat Awak kapal Transportasi Indonesia (SAKTI) setelah berhasil menyelesaikan kasus penelantaran delapan Anak Buah Kapal (ABK) MV. HC WAND berbendera Togo di China. 

Delapan ABK tersebut, sebelumnya mengalami penelantaran karena gaji tidak dibayarkan lebih dari dua bulan. Akhirnya, mereka dipulangkan ke Indonesia pada Februari 2025 lalu.

SAKTI, sebagai serikat pekerja yang konsisten membela hak-hak pelaut, segera membuat laporan kepada ITF Korea terkait penelantaran tersebut. Laporan itu merujuk pada ketentuan MLC 2006 Standard A2.5.2 tentang penelantaran kapal apabila gaji pelaut tidak dibayar selama dua bulan atau lebih. 


Melalui laporan ini, kasus itu kemudian diajukan sebagai klaim ke pihak asuransi P&I Club.

“Proses ini memerlukan perjuangan dan koordinasi yang intens selama empat bulan, mulai dari pengumpulan bukti, negosiasi dengan ITF Korea, hingga korespondensi dengan perwakilan P&I Club di Jakarta. Namun perjuangan ini akhirnya terbayar,” ujar Ketua Umum SAKTI, Syofyan El Comandante dalam keterangannya kepada RMOL, Senin, 30 Juni 2025.

Bertepatan dengan Hari Pelaut Sedunia 2025, pihak asuransi P&I melalui korespondensinya di Jakarta akhirnya membayar seluruh klaim gaji yang menjadi hak delapan ABK tersebut, dengan total 33.268 Dolar AS. Hal itu menandai penyelesaian tuntas kasus ini.

Syofyan menyatakan bahwa keberhasilan ini menunjukkan pentingnya serikat pekerja dalam melindungi hak-hak pelaut Indonesia. 

Selanjutnya, ia menegaskan pentingnya kolaborasi dengan ITF, khususnya saat menghadapi kasus penelantaran dan ketidakadilan upah di kapal asing.

Dalam kesempatan yang sama. pihaknya tidak lupa mengucapkan terima kasih atas support ITF Inspector Korea dalam menyelesaikan kasus ini.

“Hari Pelaut Sedunia bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga pengingat bahwa perjuangan melindungi pelaut harus terus dilakukan. Penegakan hak gaji yang adil adalah salah satu wujud perlindungan nyata kepada pelaut Indonesia,” jelas Syofyan.

SAKTI berharap keberhasilan ini menjadi penyemangat bagi para pelaut Indonesia untuk tidak ragu memperjuangkan hak mereka melalui jalur yang sah dan terorganisir. 

“Serikat juga mengajak pemerintah untuk memperkuat pengawasan dan perlindungan hukum terhadap pelaut, terutama mereka yang bekerja di kapal asing agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,” pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya