Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

China Diperkirakan Tahan Suku Bunga

JUMAT, 20 JUNI 2025 | 13:50 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

China diperkirakan akan mempertahankan suku bunga kredit acuan tidak berubah. 

Pemerintahan Xi Jinping  baru-baru ini meluncurkan langkah-langkah pelonggaran moneter yang luas sebulan sebelumnya untuk membantu perekonomian.

Perjanjian kerangka kerja yang mencakup tarif antara Washington dan Beijing telah meningkatkan optimisme bahwa dua ekonomi terbesar di dunia dapat mengembalikan aktivitas bisnis ke jalurnya, mengurangi urgensi untuk langkah-langkah pelonggaran tambahan.


Suku bunga pinjaman pokok (LPR), yang biasanya dibebankan kepada klien terbaik bank, dihitung setiap bulan setelah 20 bank komersial yang ditunjuk mengajukan usulan suku bunga kepada bank sentral, People's Bank of China ( PBOC ).

Dikutip dari Reuters, Jumat 20 Juni 2025, hasil survei Reuters terhadap 20 pengamat pasar yang dilakukan minggu ini, semua responden mengharapkan baik LPR satu tahun dan lima tahun tetap stabil.

Sebagian besar pinjaman baru dan yang beredar di China didasarkan pada LPR satu tahun, sementara suku bunga lima tahun memengaruhi harga hipotek.

Bulan lalu, China menurunkan LPR untuk pertama kalinya sejak Oktober, sementara bank-bank negara besar menurunkan suku bunga deposito karena otoritas memangkas biaya pinjaman untuk membantu melindungi ekonomi dari dampak perang dagang China-AS.

Pelaku pasar mengatakan suku bunga utama sekarang bergerak seiring dengan suku bunga reverse repo tujuh hari, yang berfungsi sebagai suku bunga kebijakan utama.

Namun, serangkaian data ekonomi yang mengecewakan, termasuk pertumbuhan kredit yang lebih lambat dari perkiraan dan tekanan deflasi yang semakin dalam, telah menggarisbawahi perlunya lebih banyak stimulus.

Ekonom di UOB, Ho Woei Chen,  mengatakan stabilisasi ekonomi jangka pendek bergantung pada tercapainya kesepakatan perdagangan dengan AS, yang akan lebih diutamakan daripada stimulus kebijakan yang lebih besar. 

Ia memperkirakan suku bunga reverse repo tujuh hari akan dikurangi sebesar 10 basis poin pada kuartal keempat tahun ini dan memandu LPR untuk menurunkannya dengan margin yang sama.

"Prospek pemotongan 50 basis poin lagi pada rasio persyaratan cadangan (RRR) tetap berlaku," katanya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya