Berita

Ilustrasi/Antara

Politik

PSN Jangan jadi Tameng Perampasan Ruang Hidup Rakyat

SELASA, 10 JUNI 2025 | 17:18 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Presiden Prabowo Subianto didesak untuk segera menghentikan sejumlah proyek bermasalah yang dianggap merugikan rakyat dan mencederai keadilan ekologis. 

Direktur Merah Putih Stratejik Institut (MPSI) Noor Azhari menyebut usai mencabut izin perusahaan pengelola pertambangan di Raja Ampat, pemerintah juga dituntut untuk mengevaluasi puluhan proyek bermasalah.

“Presiden harus segera mengevaluasi dan menghentikan proyek-proyek yang menimbulkan penderitaan rakyat. Jangan sampai label Proyek Strategis Nasional (PSN) malah jadi tameng legal bagi perampasan ruang hidup dan kekayaan alam,” kata Noor Azhari dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Selasa, 10 Juni 2025.


Secara khusus, ia menyoroti proyek reklamasi dan pagar laut yang terjadi di sejumlah daerah di pantai utara Pulau Jawa.

“Dulu para pejuang kemerdekaan mengusir penjajah dengan bambu runcing. Sekarang rakyat justru dijajah oleh bambu pagar laut. Ini ironi sejarah yang menyakitkan. Negara tak boleh kalah oleh kekuasaan para taipan,” tegasnya.

Ia juga menyinggung acara penanaman mangrove yang dilakukan para konglomerat di sejumlah proyek pesisir yang dikelolanya.

“Tanam mangrove sambil merampas laut rakyat? Jangan main-main dengan simbol lingkungan. Ini menyakitkan bagi nelayan yang terusir,” tegasnya lagi.

Ia mengingatkan bahwa proyek reklamasi berpotensi melanggar UU No. 27/2007 jo. UU No. 1/2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, serta Putusan Mahkamah Konstitusi No. 3/PUU-VIII/2010 yang menegaskan hak konstitusional nelayan tradisional.

“Presiden Prabowo harus menunjukkan keberpihakan kepada rakyat, bukan kepada konglomerat. Jangan biarkan keindahan laut dan tanah air dijual ke tangan swasta,” pungkasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya