Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim/RMOL
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras penahanan kapal kemanusiaan Madleen oleh militer Israel yang dianggap sebagai tindakan tidak bermoral dan bertentangan dengan prinsip kemanusiaan serta hukum internasional.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim menegaskan bahwa insiden tersebut menunjukkan sikap keras kepala (stubborn) Israel yang semakin mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
“Israel dan juga Amerika sudah stubborn atau keras kepala. Penangkapan kapal kemanusiaan Madleen sekali lagi membuktikan sikap stubborn ini," kata Sudarnoto dalam sebuah pernyataan, Selasa, 10 Juni 2025.
Dia mengecam keras penahanan Israel terhadap kapal kemanusiaan Madleen dan mendorong negara lain untuk ikut mengutuk tindakan tidak terhormat tersebut.
"Saya atas nama MUI menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Israel adalah tindakan yang sangat tidak terhormat; harus dikecam oleh negara manapun yang cinta dan pembela kemanusiaan dan perdamaian,” ujar Sudarnoto.
Menurut Sudarnoto, situasi di Gaza kini sudah berada pada titik kritis dan memerlukan langkah konkret dari komunitas internasional. Ia menyoroti pentingnya pendekatan komprehensif, mulai dari jalur politik, diplomatik, hukum hingga kemanusiaan, untuk menghentikan tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung.
“Berbagai upaya politik, diplomatik, hukum, militer sudah dan harus terus dilakukan secara lebih terukur. Upaya kemanusiaan melalui berbagai jalur juga terus diupayakan oleh banyak pihak. Karena itu krisis dan tragedi politik serta kemanusiaan yang terjadi di Gaza harus dihentikan,” tegasnya.
Sudarnoto juga berharap KTT Palestina yang akan digelar di New York dalam waktu dekat mampu menghasilkan langkah konkret dan efektif untuk mengakhiri krisis.
“Saya berharap KTT tentang Palestina di New York benar-benar membuahkan hasil maksimal, memaksa semua pasukan Israel keluar dari tanah Palestina, tahanan warga Gaza dibebaskan, bantuan kemanusiaan seluruhnya bisa sampai dan diterima warga Gaza, permanent ceasefire benar-benar efektif, dan kemerdekaan Palestina terwujud," kata dia.
Kapal bernama Madleen yang ditumpangi Greta Thunberg dan aktivis lainnya kehilangan kontak pada Minggu sore waktu setempat, 8 Juni 2025 setelah pasukan Israel dikabarkan menaiki kapal tersebut.
Kapal Madleen diketahui tengah dalam misi kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan penting ke wilayah Gaza yang hingga kini masih berada dalam krisis akibat konflik berkepanjangan.
Menurut sejumlah laporan, kapal yang membawa relawan dan bantuan medis itu dicegat oleh militer Israel saat melintasi perairan internasional di Laut Mediterania, meskipun telah diketahui misi kapal bersifat non-militer dan kemanusiaan.