Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

AS Tolak Hapus Tarif untuk Vietnam, Tuduh Jadi Jalur Barang China

KAMIS, 05 JUNI 2025 | 11:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan tidak akan memberikan perlakuan khusus kepada Vietnam dalam perdagangan, meskipun negara tersebut bersedia menghapus semua tarif terhadap produk-produk asal AS. 

Hal ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, yang menilai Vietnam selama ini hanya menjadi jalur bagi barang-barang dari China masuk ke pasar Amerika.

“Tidak, sama sekali tidak. Itu akan jadi tindakan paling bodoh yang bisa kita lakukan,” kata Lutnick saat ditanya oleh Senator Republik John Kennedy, apakah AS akan membalas jika Vietnam membuka penuh pasarnya untuk produk AS, dikutip dari Reuters, Kamis, 5 Juni 2025. 


Ia menyebut kemungkinan kesepakatan seperti itu sebagai “kesepakatan yang buruk”.
Lutnick menjelaskan bahwa Vietnam mengekspor barang senilai 125 miliar Dolar AS ke Amerika, tapi hanya membeli produk AS senilai 12,5 juta Dolar AS (tanpa menyebut periode waktunya). 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Vietnam membeli barang senilai 90 miliar Dolar AS dari China, menaikkan harganya sedikit, lalu mengekspornya ke AS. 

“Jadi sebenarnya itu cuma jalan bagi barang-barang China untuk masuk ke AS,” ujarnya.

Meskipun begitu, Lutnick memberi sinyal bahwa negosiasi masih mungkin dilakukan jika Vietnam berhenti mengekspor ulang produk China.

Banyak perusahaan besar Amerika seperti Apple dan Nike memang memproduksi barang di Vietnam. Namun, banyak dari pabrik rekanan mereka mengimpor bahan baku dan komponen dari China, lalu hanya melakukan perakitan akhir di Vietnam. Jika Presiden Donald Trump akhirnya memutuskan menaikkan tarif impor dari Vietnam, perusahaan-perusahaan ini bisa ikut terdampak.

Data tahun 2024 dari Kantor Perwakilan Dagang AS menunjukkan, Vietnam mengekspor barang senilai 136,6 miliar dolar AS ke Amerika, sementara hanya mengimpor 13,1 miliar dolar dari AS. Surplus besar senilai 123,5 miliar dolar inilah yang jadi dasar bagi rencana AS mengenakan tarif balasan sebesar 46 persen—salah satu tarif tertinggi untuk negara mitra dagang AS. Namun untuk sementara, tarif ini diturunkan jadi 10 persen hingga batas waktu 9 Juli, sambil menunggu tercapainya kesepakatan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya