Berita

Tangkapan layar.

Politik

LSI Denny JA:

60,8 Persen Masyarakat Kesulitan Mendapat Pekerjaan

RABU, 04 JUNI 2025 | 18:04 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei terbaru tujuh bulan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Salah satu temuan survei mayoritas masyarakat kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Peneliti Senior LSI Denny JA Adjie Alfaraby mengatakan 60,8 persen responden mengaku sulit mendapatkan pekerjaan dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan 11 persen mengatakan semakin mudah mendapatkan pekerjaan.

"Hanya 11 persen yang semakin mudah mencari pekerjaan, 26,5 persen biasa saja," kata Adjie seperti dikutip dari YouTube LSI Denny JA, Rabu, 4 Mei 2025.


Survei dilakukan terhadap 1.200 responden. Metodologi sampling menggunakan multi stage random. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Pengumpulan data dilakukan 16-41 Mei 2025. Margin of error survei ini sebesar 2,9 persen.

Survei melaporkan kesulitan mencari pekerjaan direspons kelas sosial dan latar belakang pendidikan. Dari warga berpenghasilan di bawah Rp2 juta hingga mereka yang bergaji di atas Rp4 juta per bulan dari lulusan SMA hingga D3 ke atas. Bahkan wilayah seperti Maluku dan Papua mencatatkan angka tertinggi 87% warganya menyatakan lapangan kerja semakin langka.

Selain soal kesulitan mencari pekerjaan, survei melaporkan mayoritas masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan pokok. Sebanyak 58,3 persen responden kesulitan memenuhi kebutuhan pokok, 10,3 persen semakin ringan, dan 31,0 biasa saja.

"Ketika harga sembako memberatkan, angka-angka tak lagi sekadar statistik. Mereka menjadi detak jantung dari kecemasan kolektif," kata Adjie Alfaraby.

Dijelaskan bahwa ada empat penyebab utama mengapa tekanan ekonomi mikro muncul pada tujuh bulan awal pemerintahan Prabowo-Gibran. Pertama, program masih dalam uji coba. Program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Merah Putih masih dalam tahap implementasi awal, sehingga dampaknya belum terasa luas.

Kedua, pertumbuhan ekonomi di bawah target. Ekonomi nasional tumbuh di bawah 5% pada kuartal ini, terlalu lemah untuk menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar.

Ketiga, ekspektasi publik yang tinggi. Dijelaskan bahwa kemenangan besar Prabowo di Pilpres memicu ekspektasi tinggi dari masyarakat. Realitas yang belum memenuhi harapan ini memunculkan rasa kecewa.

Keempat, gelombang PHK masif. Sejak awal tahun hingga Maret 2025 tercatat lebih dari 73.000 kasus pemutusan hubungan kerja.

Meski masyarakat mengalami kesulitan mencari pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan hidup, pemerintah Prabowo-Gibran mendapatkan nilai baik di lima bidang lainnya yakni keamanan sebesar 83,1 persen menilai baik, bidang sosial budaya sebesar 95,1 persen, di bidang hukum nasional sebesar 67,8 persen, bidang politik nasional sebesar 70,8 persen, dan ekonomi nasional sebesar 67,4 persen.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya