Berita

Kabinet Merah Putih (KMP)/Ist

Politik

Sulit Geser Menteri Pilihan Jokowi di Kabinet Prabowo

MINGGU, 01 JUNI 2025 | 07:52 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kritik keras dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kepada menteri-menteri warisan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjabat di Kabinet Merah Putih (KMP) kemungkinan tidak akan membahayakan posisi mereka. 

Presiden Prabowo Subianto diyakini akan memilih untuk menjaga perasaan Jokowi daripada menggeser menteri-menteri yang terkena kritik.

Hal itu disampaikan pengamat politik dari Motion Cipta (MC) Matrix, Wildan Hakim, merespons soal kritikan yang dilakukan PDIP kepada menteri-menteri warisan Jokowi.


"Kritik yang disampaikan sejumlah politikus PDIP itu didasarkan atas kinerja si menteri. Yakni kepada Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dan Menkes Budi Gunadi Sadikin,"  kata Wildan kepada RMOL, Minggu 1 Juni 2025.

Wildan melihat posisi Budi Arie Setiadi dan Budi Gunadi Sadikin tidak akan terpental dari kabinet Prabowo selama tidak dianggap mengganggu stabilitas pemerintahan dan ASN yang mereka pimpin.

Menurut Wildan, motivasi kritik yang disampaikan bisa saja imbas dari perseteruan Jokowi dengan partai yang telah membesarkannya yakni PDIP. Kalau dilihat lagi, bisa juga untuk mendelegitimasi menteri-menteri di era Jokowi agar tidak menjabat lagi di KMP.

"Nyatanya, upaya mendelegitimasi ini juga nggak mudah. Budi Arie misalnya, mendukung penuh kebijakan yang dicetuskan Presiden Prabowo untuk mengembangkan Koperasi Merah Putih. Pak Budi bisa terdepak dari kabinet jika terbukti punya kesalahan serius yang mengharuskannya diperiksa oleh aparat penegak hukum," terang Wildan.

Sementara itu, kata Wildan, relasi Budi Gunadi selaku Menteri Kesehatan juga masih terlihat baik dengan para anggota DPR yang menjadi mitra kerjanya. Protes yang disampaikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kepada Budi Gunadi masih terlihat wajar dan merupakan bagian dari dinamika tata kelola kebijakan publik di sektor kesehatan.

"Alasan untuk mengganti menteri atau reshuffle kabinet harus kuat," kata Wilda.

Wildan menekankan, reshuffle bisa dilakukan dengan alasan kinerja yang tidak tercapai, terjerat kasus hukum, atau adanya penolakan yang kuat atau resistensi yang kuat dari ASN di kementerian. 

"Resistensi dari ASN jangan dianggap ringan, contoh kasusnya pernah terjadi di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi," pungkas Wildan.


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya