Berita

Anggota Komisi XI DPR, Muhammad Kholid/Parlementaria

Politik

DPR Dorong Inovasi Perbankan untuk UMKM di NTT

MINGGU, 01 JUNI 2025 | 03:23 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Anggota Komisi XI DPR, Muhammad Kholid, menyampaikan keprihatinannya terhadap menurunnya penyaluran kredit untuk sektor usaha mikro dan kecil (UMKM), termasuk di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Sebab itu, ia menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor guna membangkitkan kembali peran sektor keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
 
“Kita tadi melihat bahwa kredit untuk usaha mikro dan kecil mengalami penurunan. Ini menjadi tanda tanya besar, terlebih ketika pertumbuhan kredit nasional juga melambat. Kita harus bertanya: apa yang sedang terjadi?” ungkap Kholid dalam agenda Kunjungan Kerja Komisi XI DPR di NTT, dikutip dari Parlementaria, Minggu, 1 Juni 2025.
 

 
Politikus PKS ini menilai, kondisi tersebut harus menjadi perhatian bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan industri jasa keuangan, termasuk perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Pasalnya, sektor keuangan semestinya harus menjadi tulang punggung yang menopang pertumbuhan industri lokal di daerah.
 
“Perlu ada inovasi dan kerja sama yang solid antara pemerintah daerah, pusat, dan sektor jasa keuangan. Sektor keuangan pada prinsipnya harus menjadi penopang industri lokal. Maka, kebijakan industrinya pun harus diperkuat,” jelasnya.
 
Di sisi lain ia juga menyoroti sejumlah sektor andalan di NTT seperti pariwisata, infrastruktur, transportasi, dan produk pertanian yang berpotensi besar untuk dikembangkan dan bahkan diekspor. Namun sektor-sektor tersebut, menurutnya, membutuhkan dukungan permodalan yang terukur dan terarah.
 
“Kita perlu merumuskan secara konkret: apa kebutuhan kredit di NTT? Dengan itu kita bisa menargetkan dukungan dari sektor perbankan, jasa keuangan, dan meminta OJK sebagai mitra Komisi XI untuk mempermudah proses akses pembiayaan di sini,” ujarnya.
 
Kholid pun menegaskan pembangunan ekonomi di NTT berisiko stagnan jika tiada dukungan afirmasi kebijakan yang memudahkan akses kredit bagi pelaku usaha lokal setempat. Berangkat dari isu ini, ia mendorong perlu ada intervensi nyata dari seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong laju pertumbuhan sektor riil NTT.
 
“Kalau tidak ada afirmasi seperti itu, maka proses pembangunan akan jalan di tempat. Kita ingin ke depan ada progres yang signifikan, terutama bagi sektor-sektor yang menjadi kekuatan ekonomi lokal,” pungkas Kholid.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya