PM Malaysia, Anwar Ibrahim/FMT
Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, mengungkapkan bahwa dirinya telah menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mendorong penyelenggaraan KTT Khusus antara ASEAN dan Amerika Serikat.
Langkah ini diambil guna memperkuat hubungan antara kedua pihak dan menegaskan kembali prinsip sentralitas ASEAN dalam diplomasi kawasan.
Pernyataan tersebut disampaikan Anwar dalam pidato pembuka pada Sidang Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-46 yang digelar hari ini di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Senin, 26 Mei 2025.
“Saya juga telah memberanikan diri untuk menulis kepada Presiden Trump guna meminta pengertiannya untuk menyelenggarakan pertemuan AS-ASEAN, yang berarti kita menjunjung tinggi semangat sentralitas,” ujar Anwar di hadapan para pemimpin negara ASEAN, seperti dimuat
Star News.Surat tersebut, menurut Anwar, merupakan tindak lanjut dari mandat yang dihasilkan dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN yang berlangsung di Langkawi awal tahun ini.
Pertemuan tersebut sepakat untuk mengupayakan pertemuan antara pemimpin ASEAN dan Amerika Serikat demi memperkuat kerja sama strategis.
Sehari sebelumnya, pada 25 Mei, Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Mohamad Hasan mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu konfirmasi dari Washington mengenai tanggal penyelenggaraan KTT Khusus ASEAN-AS.
Sebelumnya pada 5 April, Mohamad Hasan menerima panggilan dari Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio. Dalam pembicaraan itu, kedua belah pihak mendiskusikan sejumlah isu penting, termasuk hubungan bilateral Malaysia-AS di bawah Kerangka Kerja Sama Komprehensif.
Meski hubungan perdagangan antara ASEAN dan AS sempat mengalami ketegangan, para menteri ekonomi ASEAN menegaskan bahwa blok yang beranggotakan 10 negara tersebut tidak akan mengambil tindakan balasan. Sebaliknya, ASEAN memilih pendekatan dialogis.
Malaysia merupakan Ketua ASEAN pada tahun 2025. Upaya diplomatik melalui surat kepada Presiden Trump ini mencerminkan komitmen negara tersebut dalam memperkuat hubungan internasional di tengah dinamika geopolitik yang terus berkembang.